Denpasar – Pelaksanaan mudik lebaran gratis oleh Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Distribusi Bali (PLN Bali) di Terminal Ubung Denpasar, Selasa (21/04/23) menuai respon negatif. Selain karena menggunakan penari Dewa Hanoman, ketiadaan program bus gratis untuk pemedek (umat Hindu) sembahyang ke Pura Besakih juga dipertanyakan.

Penggunaan Hanoman dalam pelepasan mudik lebaran gratis ini sendiri dinilai tidak elok dan dianggap merendahkan simbol Dewa Hanoman sebagai figur suci. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Arya Wedakarna (AWK) dalam postingan Instagram.

“Tidak elok simbol Dewa Hindu dipakai melepas atau menyambut manusia. Simbol Hanuman harusnya hanya boleh dipakai di pura dan pagelaran seni menurut pakem Hindu Bali,” kata Arya Wedakarna dalam status Instagramnya terkait mudik gratis PLN Bali itu.

Baca Juga  Smart PVR Bali Dimulai di Klungkung, Bupati Satria: Langkah Nyata Menuju Energi Hijau

Sementara itu, terkait program mudik gratis ini, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Bali ini mempertanyakan karena di saat yang sama tidak ada program angkutan gratis untuk masyarakat Bali bersembahyang ke Pura Besakih.

Seperti diketahui, saat ini tengah digelar piodalan (upacara) di pura terbesar di Indonesia itu. “Kenapa PLN Bali tidak sediakan bus gratis untuk ke Besakih?,” tanya AWK, panggilan akrabnya.

Sorotan terhadap angkutan mudik lebaran gratis dari PLN Bali ini juga datang dari praktisi pariwisata Komang Edianto. Bila PLN sebagai BUMN menggelar mudik gratis di saat momen lebaran setiap tahun, katanya, solidaritas yang sama harusnya juga dilakukan untuk umat Hindu.

Baca Juga  Tuai Sorotan Negatif, PLN Bali Sebut Mudik Gratis Program Pusat

“Hendaknya untuk BUMN juga perlu melihat momen upacara piodalan di Bali, semisal sekarang ini di Pura Besakih sedang berlangsung Upacara Ida Betara Turun Kabeh, ribuan umat Hindu tangkil ke pura terbesar di Bali. Momen ini hendaknya juga dibuatkan program-program yang baik untuk krama Bali apakah itu bus gratis atau pejati gratis,” ujarnya.

Komang Edianto juga mengajak para tokoh, praktisi pariwisata di Bali agar saling bahu-membahu untuk menjaga kondusifitas alam dan pariwisata Bali di masa mendatang. Terlebih, pascapandemi Covid -19 yang melanda dunia menyebabkan Bali benar-benar terpuruk, sangat riskan dengan beragam isu negatif.

“Tentu sikap kita bersama para praktisi, tokoh masyarakat memiliki kesamaan untuk menjaga kualitas pariwisata Bali di masa mendatang jauh lebih baik, aman dan nyaman,” pungkas Komang Edianto.

Baca Juga  Angka Pemudik Diprediksi Meningkat, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, pihak PLN Bali melalui humasnya belum memberikan tanggapan. Pesan Whatsapp yang dikirim awak media untuk mengkonfirmasi hingga berita ini ditayangkan belum mendapat jawaban.

Reporter: Nyoman