Denpasar – Faktanya hingga kini beragam stigma masih disandangkan oleh sejumlah masyarakat kepada Orang dengan HIV (ODHIV) di Indonesia.

Relawan Yayasan Spirit Paramacitta Ni Wayan Ika Ayu Rayni menuturkan, diskriminasi dan stigma yang dimaksud mulai dari dicap ‘nakal’, dianggap suka bergonta-ganti pasangan hingga adanya penghakiman terhadap perbedaan orientasi seksual.

“HIV menular bisa pada siapapun, tanpa memandang status sosial maupun perilakunya,” ujarnya saat diwawancarai wacanabali.com, Sabtu (27/5/2023).

Perempuan yang akrab disapa Ika Rayni ini memaparkan, betapa pentingnya pemenuhan pendidikan seksual bagi masyarakat dalam upaya memberantas HIV/AIDS.

Dengan demikian, masyarakat dapat berdaya untuk melakukan tes HIV apabila terindikasi dalam perilaku seksual yang beresiko.

Baca Juga  Kapan Sebaiknya Lakukan Tes VCT?

“Bukan berarti statement (pernyataan, red) ini menyatakan bahwa saya pribadi menyetujui perilaku seks bebas. Tapi, lebih kepada bagaimana caranya mencegah agar tidak terjadi hal-hal yg tidak diharapkan,” imbuh anggota Komunitas Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Bali ini.

Bagi Ika, salah satu hal yang dapat dilakukan masyarakat dalam mendukung ODHIV adalah dengan tidak memberikan stigma dan diskriminasi.“Perlakukan kami seperti manusia lainnya tanpa ada perbedaan, kita setara” tutupnya.

Reporter: Komang Ari
Editor: Ady Irawan