Denpasar – Masyarakat Bali tengah digegerkan dengan aksi penganiayaan yang berujung pada hilangnya nyawa korban, YEN (33) di Kawasan Jalan Madri, Denpasar pada Minggu (4/6/2023). Tak cukup sampai di sana, fakta lain yang terkuak yakni sejumlah pelaku diduga masih duduk di Bangku Sekolah Mengengah Pertama (SMP).

Menyoroti hal itu, Kepala Bidang (Kabid) Pembina SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, Anak Agung Putu Gede Astara, ST menyatakan, pihaknya menyayangkan aksi tak terpuji yang telah dilakukan sekelompok remaja tersebut.

“Kami prihatin terhadap kejadian yang dilakukan oleh anak-anak kami. Karena anak-anak yang terlibat ini sudah dinyatakan tamat oleh dewan guru per tanggal 31 Mei kemarin. Maka dari itu, pihak sekolah tidak melakukan tindakan apapun,” ujarnya saat diwawancarai di Kantor Disdikpora Denpasar, Jumat (9/6/2023).

Baca Juga  Usai Viral Geng "Bajing Kids", Begini Tanggapan Psikolog

Lebih lanjut, Agung Astara menegaskan, diperlukan keseriusan dalam meningkatkan peranan Tri Sentra Pendidikan yang meliputi peran keluarga, guru dan masyarakat. Ketiganya memiliki peranan penting dan harus saling bersinergi guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi generasi muda bangsa.

“Layanan pendidikan (di Sekolah, red) hanya 30 persen, 70 persennya ada di Rumah,” imbuhnya.

Menurutnya, pengawasan orang tua terhadap anak harus ditingkatkan. Sebab, dalam fase remaja terdapat sejumlah perubahan baik kondisi fisik maupun psikis. Sehingga, remaja cenderung memiliki emosi yang belum stabil.

“Kepada orang tua, saya berharap sekali anak-anak kita diberikan pengawasan. karena mereka dalam posisi rawan memerlukan pendekatan yang mutlak,” tutupnya.