KPA Denpasar: Angka “Lost of Follow Up” Tinggi
Denpasar – Estimasi jumlah Orang dengan HIV (ODHIV) Provinsi Bali yang tercatat hingga tahun 2020 sejumlah 31.686 dan 11.876 kasus di wilayah Denpasar.
Sekretaris Komisi Penanggulan AIDS (KPA) Denpasar Tri Indarti menyebutkan, saat ini dalam upaya memberikan layanan dan edukasi terkait penanganan HIV/AIDS telah dilakukan secara menyeluruh.
“HIV bukan saja berdampak pada kesehatan tetapi juga pada banyak aspek kehidupan lainnya seperti sosial, budaya dan terutama ekonomi,” ujarnya kepada wacanabali.com, Selasa (26/6/23).
Pihaknya menerangkan, adapun upaya yang telah dilakukan KPA Kota Denpasar dalam memberantas HIV/AIDS, meliputi meningkatkan upaya pencegahan melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat umum, di Sekolah tingkat SMP dan SMA/SMK serta kelompok berisiko tinggi.
Selanjutnya upaya pencegahan melalui program PrEp (program pemerintah pusat), meningkatkan sosialisasi dan advokasi kepada stakeholder (pemangku kebijakan) terkait, serta intervensi dan komunikasi perubahan perilaku terhadap kelompok berisiko tinggi.
“Meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok masyarakat berisiko tinggi seperti melalui mobile VCT (voluntary counseling and testing) dan layanan ramah komunitas,” imbuhnya.
Tri Indarti juga menyatakan perlunya mengupayakan peningkatan pembiayaan penanggulangan HIV/AIDS, baik dari APBD, ADD dan CSR (Corporate Social Responsibility).
“Meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan pengobatan, pemeriksaan penunjang HIV/AIDS dengan meningkatkan jumlah dan kualitas layanan HIV di Kota Denpasar yang kini terdiri atas 35 unit layanan VCT, 27 unit layanan PDP (Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan) dan 32 unit layanan IMS (Infeksi Menular Seksual). Mengupayakan lingkungan yang kondusif untuk penanggulangan HIV/AIDS di Kota Denpasar,” paparnya.
Kendati demikian, kata dia, KPA masih menghadapi kendala dalam penanggulan HIV/AIDS. Stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV serta tingginya angka lost of follow up (pemberhentian penggunaan ARV oleh ODHIV, red) disebut masih menjadi momok yang menghambat.
“Masyarakat harus sedini mungkin terpapar pengetahuan yang benar tentang HIV/AIDS sehingga dapat melakukan upaya pencegahan,” pungkas Sekretaris KPA Denpasar Tri Indarti.
Reporter: Komang Ary
Editor: Man Ady

Tinggalkan Balasan