Masalah Kekurangan Guru, Prof Rumawan: Karena Guru Dianggap Buruh
Denpasar – Pengamat pendidikan Prof Rumawan Salain menyebut penyebab kekurangan guru karena guru tidak lagi diberlakukan sebagai pekerjaan profesional, namun dianggap sebagai buruh.
“Kekurangan guru saat ini terjadi karena guru sudah tidak dianggap lagi sebagai profesi melainkan sebagai buruh sehingga penghasilanya jauh dari kecukupan, bagaimana bisa mereka mengajar dengan baik,” ucapnya kepada wacanabali.com, Kamis (6/7/23).
Prof Rumawan menambahkan, kesetengahan hati pemerintah dalam memperlakukan guru membuat masyarakat enggan menjadi guru.
“Kenyataannya seperti itu, tidak percaya diri masyarakat sekarang menjadi guru, karena perlakuan pemerintah terkesan setengah hati kepada guru, selain itu tidak adanya penghargaan kepada profesi guru juga menjadi penyebabnya.”
“Masak profesi guru mau dihargai bagaikan buruh kan kurang layak apalagi sistem seperti sekarang membuat guru kurang waktu untuk memperbaharui pengetahuannya,” tambah Prof Rumawan.
Sehingga, kata Prof Rumawan, guru kehilangan kewibawaannya karena selain kurangnya penghargaan kepada guru, susahnya lowongan juga menjadi faktor keengganan masyarakat menjadi guru.
“Guru sudah tidak punya kewibawaan, tidak diberikan penghargaan yang wajar orang memilih untuk tidak menjadi guru, selain itu sulitnya lowongan dan penghasilan yang minim juga jadi faktor keengganan masyarakat,” tegasnya.
Kurangnya penghargaan kepada guru, katanya, juga membuat anak muda yang unggul enggan menjadi guru.
“Yang saya sampaikan tadi bukan hanya hal mendasar seperti penghasilan saja akan tetapi kurangnya penghargaan terhadap profesi guru juga membuat orang-orang yang unggul menghindari menjadi guru.”
“Bisa saja di masa mendatang yang menjadi guru adalah orang sisa sortiran yang tidak diterima dimana-mana masuk keguruan. Ini akan membahayakan kualitas pendidikan di masa akan datang,” tandasnya.
Reporter: Dewa Fathur
Editor: Ady Irawan

Tinggalkan Balasan