Denpasar – Dilansir dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2021, Bali termasuk dalam delapan provinsi penghasil sampah terbesar di Indonesia dengan perkiraan sampah yang dihasilkan sejumlah 915,5 ribu ton.

Menurut keterangan Ketua Yayasan Bumi Kita Nuswantara Wayan Aksara, hingga kini pengelolaan sampah anorganik masih menjadi tantangan bagi masyarakat Bali.

“Penyebabnya adalah tidak ada komitmen dan gerakan yang konsisten dari seluruh komponen masyarakat termasuk pemerintah. Karena kita sadar bahwa yang sedang kita bangun adalah sebuah peradaban jadi ini semuanya adalah proses yang panjang,” ungkapnya pada wacanabali.com, Jumat (14/7/23).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, persoalan sampah plastik harus diselesaikan dengan penanganan hulu yakni melalui sumber-sumber produksi sampah terdekat milik masyarakat. Atas dasar itu, Wayan Aksara kemudian turut menginisiasi komunitas BumiKita yang bergerak pada aksi dan edukasi terkait penanganan sampah.

Baca Juga  Lidartawan Ingatkan KPU Kabupaten Kota Hati-hati!

“Sampah plastik harus diselesaikan dengan penanganan hulu. Tentu kita tidak bisa berbuat banyak tanpa keterlibatan masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah ini. Karena sejatinya masyarakat adalah penghasil sampah itu sendiri. Kesadaran ini yang terus kita bangun melalui diskusi-diskusi kecil dengan harapan mampu menginisiasi gerakan-gerakan di masyarakat,” imbuh penggiat isu lingkungan ini.

Di sisi lain, kata dia, sektor pariwisata yang menjadi salah satu penggerak roda ekonomi masyarakat Bali juga berpotensi sebagai sumber penghasil sampah. Sehingga, diperlukan sinergi seluruh pemangku kebijakan dalam penanganan sampah di Pulau Dewata ini.

“Kita berusaha bekerjasama dengan teman-teman di sektor ini untuk menggunakan plastik sekali pakai,” sambungnya.

Terakhir, pihaknya berujar, tantangan terbesar dalam penanganan sampah adalah membangun kedisiplinan diri dalam pengelolaan sampah berbasis sumber.

Baca Juga  Diduga Kelelahan, Sopir Angkut Logistik Pemilu Ditemukan tak Bernyawa

“Kami mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan melalui aksi sekecil apapun seperti beralih ke botol minum (gelas, red) dan menggunakan goodie bag (tas ramah lingkungan, red),” pungkasnya.

Reporter: Komang Ari

Editor: Ngurah Dibia