Pentingnya “Self-esteem”, Langkah Sehat Cegah “Bullying”
Denpasar – Perilaku bullying (perundungan) baik secara verbal maupun nonverbal merupakan kasus yang marak terjadi di Indonesia.
Psikolog Klinis Nena Mawar Sari menjelaskan, perilaku bullying salah satunya dapat disebabkan oleh rendahnya self-esteem (rasa keberhargaan diri) seseorang. Self-esteem dalam hal ini, menjadi penentu bagaimana individu dapat memandang dan menilai dirinya sendiri.
“Penyebab bullying itu macem-macem. Salah satunya adalah faktor self-esteem-nya pelaku itu buruk jadi mereka harus menggangu kebahagiaan situasi di lingkungan sekitarnya untuk mendapatkan perhatian,” terangnya kepada wacanabali.com, Jumat (14/7/23).
Dampak dari perilaku bullying sangat bervariasi, seperti timbulnya rasa rendah diri (insecure), rasa cemas dan depresi bahkan dalam jangka panjang dapat bertransformasi sebagai post traumatic syndrom disorder atau gangguan stress pascatrauma pada korban.
Lebih lanjut disebutkan, dalam upaya penyembuhan korban bullying membutuhkan lingkungan yang suportif serta apabila dibutuhkan, korban dapat mengakses layanan tenaga profesional kesehatan mental terdekat.
“Kalau ada traumatik atau problem lainnya diharapkan dapat diselesaikan. Sehingga, tidak berlanjut menjadi pelaku atau terpuruk sebagai korban,” sambungnya.
Terakhir, Nena berharap, masyarakat dapat memberikan ruang aman bagi korban bullying. Serta diperlukan upaya peningkatan self-esteem salah satunya dengan mulai mencintai diri sendiri.
“Tentu dibutuhkan support system (dukungan, red) yang kuat, keluhannya (korban, red) didengar dan kalau memang gejalanya berlanjut boleh meminta bantuan kepada tenaga profesional di bidang kesehatan mental,” tandasnya.
Reporter: Komang Ari
Editor: Ngurah Dibia
Tinggalkan Balasan