Denpasar – Salah seorang Life Coach asal Bali, Jero Jemiwi menyebutkan, dirinya kerap menjumpai masyarakat Bali ‘gengsi-an’ dalam melakoni suatu pekerjaan yang dianggap sepele.

“Kita tidak mampu melihat inner-struggle (perjuangan, red) seseorang, hanya di beberapa kasus yang saya tangani sebagai life coach, semeton (saudara, red) Bali kita jarang mau mengambil pekerjaan yang kelihatannya sepele,” ujarnya kepada wacanabali.com, Senin (17/7/23).

Padahal menurutnya, untuk dapat bertahan dalam arus globalisasi, masyarakat Bali perlu meningkatkan kualitas diri dan adaptif dalam menghadapi perubahan.

“Kita sebagai nak (orang, red) Bali perlu membekali diri, belajar terus, evaluasi terus,” tambahnya.

Pihaknya menilai, sudah saatnya ‘nak Bali’ mengimplementasikan self-management (konsep manajemen diri) dalam memetakan tujuan hidupnya.

Baca Juga  Soal Pemilu 2024, Gus Yesa: Keterlibatan Generasi Muda Bawa Perubahan Positif

“Rencanakan apa yang kita mau, organisasikan waktu dengan mengatur semua sumber daya kita, mulai dari finansial hingga nonfinansial. Kemudian, actuating atau lakukan yang sudah direncanakan dan terakhir controlling yakni pengawasan dan evaluasi terhadap diri sendiri,” jelasnya.

Ia menambahkan, evaluasi terbaik dapat dilakukan oleh individu itu sendiri. Namun tetap harus diterapkan dengan langkah selflove (mencintai diri sendiri).

“Dalam melakukan evaluasi pun ada teknik yang saya sebut sebagai selflove-basics sehingga ketika mengevaluasi diri, kita tidak membully dan terlalu menekan diri kita sendiri,” tandasnya.

Reporter: Komang Ari
Editor: Ady Irawan