Denpasar – Bau busuk yang ‘menghantui’ warga di sekitar tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu, Kota Denpasar tengah menuai sorotan. Kondisi ini ditengarai akibat teknologi yang digunakan tidak memadai.

“Teknologi yang belum memadai membuat pengelolaan sampah menimbulkan bau busuk, jika teknologi memadai sudah pasti bau tersebut tidak akan ada,” ujar Ketua Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS) Agustinus Apollonaris K Daton kepada wacanabali.com, Jumat (21/7/23).

Dirinya menambahkan selain teknologi belum memadai, adanya kesalahan dalam pembelian alat pengelolaan sampah turut membuat kondisi ini sulit diatasi.

“Alat yang dibeli cenderung tidak cocok dengan karakteristik sampah di Indonesia, seperti di salah satu TPST masak menggunakan mesin olah sampah untuk limbah keju, ini kan tidak cocok,” imbuhnya.

Baca Juga  Pengolahan Belum Maksimal, Timbunan Sampah Bali Capai Ribuan Ton Per Hari

Lebih lanjut dijelaskan permasalahan sampah merupakan permasalahan klasik, tidak hanya pemerintah warga masyarakat juga memegang peranan penting.

“Kita tidak bisa menyalahkan pemerintah saja dalam hal ini warga masyarakat turut adil dalam pengelolaan sampah jangan hanya mengandalkan pemerintah dari diri sendiri juga harus sadar akan keberadaan sampah di sekitar,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Kadek Oka Widiantara selaku prajuru Banjar Biaung, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar mengungkap warganya mengeluhkan bau dan polusi dari TPST Kesiman Kertalangu hingga ada warganya mengalami gangguan kesehatan.

“Dari warga sudah banyak mengeluh sampai ada mual dan muntah, serta batuk serta radang dan ibu hamil sampai mengenakan masker untuk keluar rumah,” ucapnya kepada wacanabali.com, Rabu (19/7/23).

Baca Juga  Pemkot Denpasar ‘Tekan’ PT BCMPP Segera Atasi Bau TPST Kertalangu

Dirinya menambahkan bahwa permasalahan bau dan polusi udara yang dihasilkan sudah ada sejak awal beroperasinya TPST tersebut.
“Dari awal berdiri sudah bau dan asapnya menyebar kemana-mana warga banyak mengeluh akibat bau dan polusi yang dihasilkan oleh TPST ini,” katanya.

Reporter: Dewa Fathur
Editor: Ady Irawan