Tanah Pura Disengketakan, Dunia: Jangan Asal Gugat
Denpasar – Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) hasil mahasabha luar biasa (MLB), Ida Bagus Putu Dunia mengatakan penyelesaian sengketa tanah adat sepatutnya melalui mediasi adat terlebih dahulu. Jika proses mediasi adat tidak berjalan dengan baik, baru lantas mengambil jalur hukum.
“Memang kita upayakan mediasi terlebih dahulu, jika terjadi deadlock (tidak ada titik temu, red) maka barulah sepatutnya menempuh jalur hukum,” ucapnya kepada wacanabali.com, Kamis (27/7/23).
Lebih lanjut Dunia menjelaskan bahwa apa yang menjadi alas hak harus jelas tidak main asal gugat. “Alas hak harus jelas tidak boleh main gugat saja permasalahanya apa, tidak boleh tanah menjadi lahan pura itu digugat tanpa alasan jelas, apalagi pura itu sudah berdiri puluhan bahkan ratusan tahun,” tambahnya.
Dirinya menambahkan jika ada umat melapor ke PHDI MLB dirinya siap membantu. “Kami (PHDI MLB, red) siap membantu umat dengan berbagai cara agar tidak terjadi kasus seperti ini lagi saya miris melihatnya,” tandas Dunia.
Seperti yang diberitakan sebelumnya munculnya kasus sengketa Pura Dalem Desa Adat Kelecung yang digugat perdata oleh perorangan di Pengadilan Negeri (PN) Tabanan, dianggap menjadi preseden buruk terhadap keberadaan desa adat di Bali.
I Ketut Wisna selaku Dewan Penasihat Forum Komunikasi (Forkom) Taksu Bali, mengaku merasa miris melihat kenyataan Pura Dalem Desa Adat Kelecung dijadikan tergugat dalam kasus tersebut.
Tergugat, menurutnya, merupakan tempat ibadah Krama Desa Adat Kelecung sehingga perlu diselamatkan keberadaannya, sebagai bagian penting dari tata kehidupan dan kearifan lokal desa adat.
“Saya melihatnya miris, karena erat kaitannya dengan krama desa adat di sana. Desa adat harus menyelamatkan dan regulasi pemerintah ini juga harus ditegaskan, agar setiap program-program pensertifikatan termasuk PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, red) melibatkan juga pihak desa adat, berharap kedepan tidak ada lagi kasus-kasus serupa seperti Pura Dalem Desa Adat Kelecung,” kata Ketut Wisna yang kerap disapa JMW (Jero Mangku Wisna).
Reporter: Dewa Fathur
Editor: Ady Irawan

Tinggalkan Balasan