Denpasar – Keberadaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) alias AI tak jarang dikhawatirkan berpotensi ‘merebut jatah’ kreativitas para seniman. Pasalnya, AI dinilai mampu turut serta dalam berbagai macam pekerjaan manusia termasuk dalam hal penciptaan seni.

Menanggapi hal itu, Budayawan Bali Cokorda Sawitri (Cok Sawitri) berpendapat, AI tidak dapat menggeser peran seniman dalam berkarya sebab kecerdasan buatan ini tidak dirancang untuk memiliki imaji dan perasaan.

“Seniman yang benar seniman, justru akan menjadikan kekuatan imaji dan perasaan ini sangat penting,” ujarnya kepada wacanabali.com, Jumat (4/8/23).

Menurutnya, seniman tidak akan menggunakan AI dalam berkarya.

“Saya rasa seniman tidak akan menggunakan bantuan AI untuk berkarya. Tapi bukan berarti tidak akan ada yang mencoba menggunakannya dan berkolaborasi dengan AI seperti di dunia visual misalnya,” imbuhnya.

Baca Juga  Tanggap Kemanusiaan, AA Gde Agung Salurkan Bansos untuk Korban Bencana Karangasem

Sementara itu, Maestro Seni Prof I Made Bandem menyatakan, AI justru harus dimanfaatkan dalam meningkatkan kualitas proses kreatif seniman.

“Malahan (AI, red) bisa menumbuhkan, memunculkan dan meng-augmented (menambahkan kreativitas, red) seniman,” tandasnya saat dikonfirmasi secara terpisah, Minggu (30/7/23).

Pihaknya berharap, seniman dapat berkolaborasi dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi ini.

“Itu (seniman dan AI, red) harus digabungkan dan dikolaborasikan,” tutupnya.

Reporter: Komang Ari

Editor: Ngurah Dibia