Disebut Sombong dan Lupa Pemerintah, Pelaku Pariwisata Beri Tanggapan
Denpasar– Pernyataan Gubernur Bali yang menyentil pelaku pariwisata dengan sebutan sombong dan tak ingat pemerintah ketika kondisi pariwisata mulai pulih, menuai tanggapan.
Humas Keluarga Besar Rental Sepeda Motor (KBRM) Bali I Komang Trisnadi Dananjaya, mengatakan belum paham betul maksud dan pesan dari pernyataan Gubernur Bali saat memberikan sambutan pada acara Workshop Dukungan Eksekutif dan Legislatif Dalam Pengembangan Program Air Minum di Perkotaan dalam Kerangka National Urban Water Supply Project (NUWSP), di The Trans Resort Bali, Kuta, Badung, Kamis (3/8/23).
“Untuk niki (ini, red) saya kurang bisa memahami yang dimaksudkan oleh beliau (gubernur, red) dengan sombong serta lupa dengan pemerintah,” ucapnya kepada wacanabali.com, Kamis, (10/8/23).
Sebagai pelaku pariwisata ia merasa kondisi saat ini masih belum pulih seutuhnya dari pandemi Covid-19.
“Karena kami pun pelaku usaha pariwisata masih berjuang, walaupun pandemi sudah berakhir. Pariwisata belum seratus persen pulih kembali,” tambahnya.
Kendati demikian ia membenarkan bahwa harus ada sinergi semua pihak dalam mengatasi kondisi ini.
“Memang betul masih perlu kerja sama antarpelaku dan pemerintah, tapi selama ini kami (KBRM, red) masih tetap menjalin silaturahmi dengan instansi pemerintah terkait perkembangan kelangsungan usaha,” sebut Dananjaya.
Sementara itu Ketua Bali Villa Association (BVA), I Putu Gede Hendrawan juga menyampaikan tanggapannya.
“Tiyang (saya, red) rasa pendapat Gubernur mengenai pelaku pariwisata yang sombong dan lupa memiliki dua makna. Pertama mungkin bagi kita sebagai pelaku pariwisata menyasar sebagai keangkuhan mungkin maksud beliau kita harus lebih bersinergi lagi dengan pemerintah,” tandasnya kepada wacanabali.com Senin, (10/8/23).
Hendrawan tak memungkiri komunikasi dan sinergitas antara pelaku pariwisata dengan pemerintah hingga hari ini masih dan tetap terjadi.
“Sinergitas antara pelaku pariwisata dengan pemerintah masih terjadi sampai sekarang, serta masih terjaga,” tambahnya.
Bahkan menurutnya pelaku pariwisata sudah dilibatkan dalam beberapa hal oleh pemerintah.
“Seperti penanganan wisatawan yang mengalami masalah, kami selalu diajak beberapa kali untuk menangani hal tersebut,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan media, Gubernur Bali Wayan Koster menilai sikap sombong para pelaku pariwisata muncul ketika pariwisata sudah mulai pulih dan ekonomi bangkit pascapandemi Covid-19, pelaku pariwisata mulai lupa pada pemerintah.
“Biasanya pelaku pariwisata agak sombong, ketika susah ribut nyalahin pemerintah. Ketika dia hidup, dia lupa pemerintah. Waktu kita menangani pandemi dengan keras, ribut terus, tapi begitu pulih karena kita mengelola pandemi dengan baik dia tidak pernah ingat dengan pemerintah,” singgung Gubernur Koster saat memberikan sambutan dalam workshop nasional membahas proyek penyediaan air perkotaan tersebut.
Reporter: Dewa Fathur
Editor: Ngurah Dibia

Tinggalkan Balasan