Ini Makna Dewasa Ayu dalam Upacara Agama Di Bali
Denpasar – Umat Hindu di Bali mengenal dewasa ayu atau hari baik dalam melaksanakan ritual keagamaan. Akademisi filsafat hindu, Dr Komang Indra Wirawan mengatakan tujuan mencari dewasa ayu ini agar alam mendukung kegiatan yang akan dilaksanakan.
“Dewasa merupakan perhitungan siklus bumi terhadap matahari dan bulan yang nantinya mempengaruhi musim. Pawuku (penanggalan bali, red) dalah nening sasih (bulan menurut Hindu), sasih adalah dening sang hyang triodasa saksi, 13 sifat Siwa, Surya, Candra. Lintang, Dalah dening dauh,” ujarnya kepada wacanabali.com Sabtu, (19/5/23).
“Tujuan dari mencari Dewasa agar alam bisa mendukung untuk melaksanakan upacara,” imbuhnya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa antara Buda Kliwon Dungulan (Galungan) ke Buda Kliwon Pahang tidak ada dewasa yang bersifat memulai hal baru.
“Seperti melaksanakan pawiwahan (Pernikahan), dikarenakan pada saat Kuningan dikatakan Ida betara (tuhan, red) sudah mulai beryoga secara filsafat, secara sekala atau sosial diartikan masa rehat sejenak dari rutinitas Yadnya secara berkala disebut uncal balung duase,” terangnya.
Tetapi, dirinya menjelaskan bahwa dalam suatu kejadian upacara tersebut bisa dilakukan tanpa mencari dewasa ayu terlebih dulu.
“kembali karena suatu kesepakatan skala (duniawi, red), dalah dening manah Ning suci Nirmala. Seperti contoh di daerah A biasa orang ngaben premangkin di kala gotongan, padahal sasra tidak membenarkan,” tegasnya.
Dirinya juga menegaskan bahwa dalam pelaksanaan upacara tanpa dewasa ayu para pelaku upacara harus menghaturkan banten pengalang sasih.
“Sehingga ada upacara pengalang sasih setiap upacara besar, untuk menghindari hal hal yang tidak baik karena berkaitan dengan dewasa,” tutupnya.
Reporter: Dewa Fathur
Editor: Ady Irawan
Tinggalkan Balasan