Denpasar – Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Nyoman Kenak soroti politisi bawakan narasi terkait agama, adat dan budaya saat kampanye politik menuju pemilihan umum tahun 2024.

Meski menarik simpati publik, menurutnya, hal tersebut juga dapat berimbas pada potensi mencederai keyakinan umat Hindu.

“Kita pantau bersama, di sosmed narasi tentang agama, adat dan budaya Bali menjadi konten yang vulgar. Ini harus diwaspadai karena tergolong sebagai ‘pingit akena’ atau privasi dan keyakinan,” sentilnya saat diwawancarai wacanabali.com di Denpasar, Selasa (5/9/23).

Lebih lanjut, dirinya mengaku tengah memetakan potensi konflik saat pemilu dengan berkolaborasi bersama lintas lembaga khususnya pihak kepolisian dan Densus 88.

Baca Juga  Belum Ada Laporan Kecurangan, KPU Bali Tegaskan Bersikap Netral

“Tentu juga beliau (Pj Gubernur Bali, red) telah memetakan potensi gangguan Kamtibmas. Kami, PHDI sebagai majelis umat Hindu tertinggi, mempercayakan kepada TNI – Polri untuk menjaga keamanan di Bali,” imbuhnya.

Kenak mengimbau agar politisi dapat ciptakan ruang kondusif bagi pelaksanaan pemilu. “Kita ketahui bersama, dinamika politik nasional berpengaruh cepat ke daerah. Untuk itu kami mengajak seluruh politisi di Bali jaga kondusifitas Bali,” tutupnya.

Reporter: Komang Ari

Editor: Ady Irawan