Perempuan di Kancah Politik, Rahayuni: Jumlahnya Masih Rendah!
Tabanan – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Tabanan, Ni Made Rahayuni harap lebih banyak politisi perempuan yang terjun pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
“Sebenarnya kaum perempuan cukup berperan dalam pengambilan keputusan termasuk keputusan dalam bidang politik karena perempuan mempunyai sifat sensitivitas dan naluri yang sangat berperan dalam pengambilan keputusan,” ungkapnya kepada wacanabali.com, Rabu (6/9/23).
Pihaknya menilai, persyaratan untuk kuota perempuan saat pemilihan legislatif (Pileg) masih terbatas dan perlu ditingkatkan untuk menambah peluang hadirnya politisi-politisi perempuan di masa depan.
“Perlu adanya persyaratan jumlah suara yang berbeda, di mana selama ini jumlah suara kaum perempuan lebih rendah dari kaum laki-laki,” tambahnya.
Politisi senior PDIP asal Tabanan ini berpendapat, konstruksi sosial terhadap peran perempuan dan laki-laki cenderung berbeda. Sehingga perempuan seringkali dianggap tidak sepiawai laki-laki dalam urusan politik.
“Karena karakter perempuan dalam kegiatan berpolitik tidak sebebas kaum pria seperti contoh, kegiatan politik saat malam hari (bagi perempuan, red) sangat terbatas sedangkan kalau pria bebas,” sebutnya.
Sebelumnya, pengamat politik Dr Luh Riniti Rahayu M.Si menilai penerapan kuota 30 persen bagi perempuan untuk menjadi calon legislatif semestinya ditingkatkan menjadi 50 persen. Sehingga, dengan demikian kuota 30 persen dapat lebih mudah untuk dipenuhi.
“Di Bali baru mencapai 15 persen, sebentar lagi pemilu secara langsung yang ke-5. Saya yakin tidak juga akan mencapai kemenangan 30 persen bagi perempuan. Ya karena hanya calon saja yang diatur 30 persen. Kan tidak mungkin menang semuanya,” katanya, Sabtu (26/8/23).
Lebih lanjut pihaknya menyebutkan, rendahnya minat perempuan untuk terjun ke dunia politik disebabkan oleh stereotip politik yang dianggap ‘kotor’, mahal dan tidak cocok untuk perempuan.
“Karena partai politik tidak pernah berusaha sungguh-sungguh mengkaderkan perempuan. Dekat pemilu barulah berburu perempuan sebagai bakal calon. Hanya untuk memenuhi syarat mengikuti pemilu,” tandasnya.
Reporter: Komang Ari
Editor: Ady Irawan
Tinggalkan Balasan