Respon “Jambu” Pemilu 2024, Putu Suasta: Politik itu Lidah tak Bertulang
Denpasar – Menanggapi soal maraknya “Jambu” (Janji manis ‘busuk’/janji politik) para politisi jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, salah satu politisi senior Partai Demokrat asal Bali, Putu Suasta mengatakan, untuk menyikapi fenomena tersebut masyarakat harus lebih pintar mencari tahu lebih dalam rekam jejak para calon-calon pemimpin pilihannya, sehingga agenda Pemilu 2024 dapat memilih orang-orang berkualitas tak hanya sekadar “Jambu” Politik saja.
“Ya kalau politik itu khan lidah tak bertulang. Sekarang jangan hanya politik saja yang pintar, masyarakat juga harus pintar. Jangan salahkan juga, dulu kan karena masyarakat sendiri ini yang membuat nyaman dengan mengkondisikan politik transaksional terjadi. Tapi yang jelas, situasi sudah berubah sekarang, netizen lebih cerdas, mereka ini lebih kuat bisa mengendalikan pemerintahan melalui platform digital,” ungkap Putu Suasta kepada wacanabali.com.
Lebih lanjut ia menyebut, di era digital saat ini “The Power of Netizen” memiliki daya tawar yang lebih cerdas, masyarakat secara langsung bisa membaca angka, terutama dalam penggunaan anggaran, baik Tingkat Satu, Tingkat Dua, hingga pemerintah terbawah, kekuatan ini yang harus dipertahankan jelang agenda Pemilu ke depan agar tidak masyarakat menjadi alat sementara para calon-calon pejabat dengan agenda “Jambu” Pemilu 2024.
“Kalau netizen kuat, orang akan takut, entah siapalah yang berkuasa. Partai apa dan siapa saja berkuasa itu bisa orang pada takut sekali, karena sekarang khan jejak digitalnya tinggi, orang bisa cari tau itu apa saja bisa, termasuk penggunaan anggaran dan lain sebagainya,” jelasnya.
Mengakhiri diskusinya kepada awak media, Putu Suasta berharap Pemilu 2024 khususnya di Bali, bisa melahirkan wakil rakyat yang berkualitas dan berkarakter, terutama dari orang-orang aktivis yang dipastikan memiliki sensitivitas sudah tinggi. Untuk itu, netizen itu harus meningkatkan daya tawarnya, sehingga kontrol terhadap pemerintah itu menjadi lebih kuat, karena rekam jejak digitalnya tinggi.
Reporter: Krisna Putra
Editor: Ngurah Dibia

Tinggalkan Balasan