Denpasar – Pengamat Sosial Tofan Triwikrama harap diadakan pengkajian ulang untuk penerapan metode Wolbachia di Bali. Diketahui sebelumnya, program ini telah direncanakan untuk dua wilayah di Bali yakni Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng.

“Hal-hal seperti ini kan harus dipertimbangkan dulu karena berdampak ke lingkungan, apalagi Bali punya local wisdom yang luar biasa. Takutnya ini akan berpengaruh ke ekosistem,” ungkapnya kepada wacanabali.com, Senin (6/11/23).

Foto: Ilustrasi nyamuk (Freepik.com)

Kendati metode nyamuk ber-Wolbachia diklaim dapat tekan angka Demam Berdarah Dengue (DBD). Kata Tofan, tetap harus dilakukan riset mendalam untuk mengetahui dampak jangka panjang dari keberadaan metode tersebut.

“Karena ini kan nyamuk melalui udara dan tidak terkontrol gitu,” sambung Fasilitator Komunitas Gladiator Bangsa ini.

Baca Juga  Peringati 16 HAKTP, Keadilan Perempuan Dinilai Masih jadi "PR" Penegak Hukum

Dengan demikian, pihaknya menilai perlu ada penundaan program ini di Bali sebelum dilakukan penelitian yang menyeluruh.

“Jadi sebaiknya sih ditunda dulu, kita lihat perkembangan daerah lain bagaimana hingga 3 sampai 5 tahun ke depan. Kalau memang ternyata positif dan memang risiko terhadap lingkungan dan lainnya bisa diatasi,” pungkasnya.

Reporter: Komang Ary

Editor: Ngurah Dibia