Denpasar – Kementerian Kesehatan RI adakan sosialisasi terkait metode Wolbachia sebagai upaya penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD), di Denpasar pada Senin, 6 November 2023.

JFT Epidemiolog Ahli Masya Ditjen P2P Kemenkes RI, dr. Asik Surya mengatakan, telah dilakukan uji coba yang matang sebelum menerapkan metode Wolbachia di Indonesia.

Wolbachia disebut sebagai bakteri alami yang terdapat di 50 persen serangga yang ada di bumi dan diklaim aman untuk manusia, hewan dan lingkungan.

“Wolbachia mampu menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti sehingga tidak menularkan penyakit Dengue, Zika dan Chikungunya.

Pihaknya menjelaskan, program milik World Mosquito Program (WMP) ini untuk Indonesia pertama kali dilakukan di Yogyakarta dan telah diimplementasikan di 14 negara sejak tahun 2011.

Baca Juga  Tarif Penyeberangan Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang akan Naik 4 Persen

“Hasilnya (di Yogyakarta, red) metode Wolbachia ini terbukti berhasil menurunkan 77 persen kasus DBD dan 86 persen rawat inap di rumah sakit,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah pihak melakukan penolakan terkait rencana penerapan metode Wolbachia di Bali.

Salah satu penolakan datang dari Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang Humas Puskor Hindunesia Dewa Putu Sudarsana. Dirinya mengaku khawatir terhadap rencana penggunaan metode ini di Bali.

“Posisi Puskor saat ini menolak apa yang dilakukan oleh pemerintah dan Yayasan yang terlibat dalam program ini karena memang tidak ada sosialisasi kepada masyarakat luas,” ujarnya di Denpasar, Senin (6/11/23).

Menurutnya, hal tersebut harus dipertimbangkan sebab menyangkut keberlangsungan hidup masyarakat Bali kedepan.

Baca Juga  Minim Penerangan Areal Skate Park di Jembrana Sulut Keberatan Warga

“Apakah mau kita serahkan hidup kita kepada nyamuk yang tidak bisa kita kontrol?,” sambungnya.

Kendati demikian, pihaknya mengaku akan menerima dan mendukung program tersebut apabila telah dilakukan riset secara mendalam untuk mengantisipasi dampak negatif jangka panjang.

“Ya, kalau memang bagus pasti kita dukung. Kita juga bisa menyampaikan informasi terkait ini kepada masyarakat,”

Dengan demikian, pihaknya berharap adanya penundaan pelepasan telur nyamuk dengan metode Wolbachia yang semula diketahui direncanakan akan dilakukan pada bulan November ini di Denpasar.

“Jangan ada dusta, jangan sampai nyamuk menjadi cinta segitiga gitu lho,” tandasnya.

Reporter: Komang Ary