Gianyar – Belakangan, percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh seorang siswi di Sukawati hebohkan masyarakat Bali.

Menanggapi hal itu, Dokter Ahli Jiwa dr Monika Joy Reverger, Sp. KJ menyebutkan, perilaku bunuh diri sejatinya dapat dialami oleh siapa saja tanpa terikat dengan apa latar belakangnya.

“Bisa dialami siapa saja baik anak usia muda, remaja, dewasa, laki-laki, perempuan maupun orang yang berpendidikan bisa,” sebutnya kepada Wacanabali.com, Kamis (9/11/23).

Pihaknya menerangkan, tindakan bunuh diri dapat dipicu beragam faktor termasuk pengaruh lingkungan sekitar korban hingga gangguan kesehatan mental.

“Yang pertama adalah gangguan mental yang dialami seperti depresi atau kesedihan yang tidak dikenali menjadi bagian dari gejala depresi. Itu bisa menyebabkan seseorang menjadi putus asa dan tidak memiliki harapan hidup,” rincinya.

Baca Juga  Masa Kampanye Berakhir, KPU Bali Gelar Doa Bersama dan Pentas Budaya

Dengan demikian, dirinya berharap ada sinergi yang menyeluruh antara pihak sekolah, orangtua serta pemerintah.

“Keluarga harus bekerja sama dengan sekolah begitu pula sebaliknya. Sekolah harus memahami betul jika ada tanda-tanda gangguan jiwa pada anak-anak didik. Jadi, sekolah harus bisa berkoordinasi dengan orangtua dan memberikan saran layanan rujukan,”

“Dan pemerintah dapat berperan untuk mempromosikan layanan kesehatan mental. Karena lagi-lagi gangguan mental dapat dialami oleh siapa saja,” tandasnya.

Reporter: Komang Ari

Editor: Ngurah Dibia