Denpasar – Sidang perkara dugaan korupsi Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) yang menjerat tiga orang pegawai Universitas Udayana (Unud) yakni IKB, IMY, dan NPS memasuki babak baru.

Agenda sidang kali ini adalah pemanggilan saksi dari kalangan mahasiswa. Menariknya, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa,(BEM) Unud I Putu Bagus Padmanegara menyebut dengan ditetapkannya tersangka dugaan korupsi pungutan SPI, ia kerap mendapat intimidasi bahkan jauh sebelum kasus ini terbongkar. Hal tersebut disampaikan di hadapan persidangan, pada Jumat (1/12/23).

“Kejadian itu berawal saat saya mendapat intimidasi saat melakukan aksi demonstrasi, saya diintimidasi melalui pesan singkat WhatsAppp,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan isi dari pesan tersebut menurutnya adalah sebuah ancaman terhadap dirinya.

Baca Juga  Proyek Icon Bali Berlangsung 24 Jam, Pengusaha Jasa Merugi Akibat Kebisingan Pembangunan

“Dalam pesan singkat tersebut ia (IKB, red) mengatakan saya akan merasakan hal tersebut setelah menjadi pegawai,” sambungnya.

Padmanegara menyebut bahwa mempunyai bukti chat yang mengintimidasi dirinya, namun majelis hakim tidak melakukan penggalian mengenai hal tersebut.

Sementara itu di hadapan persidangan terdakwa IKB menyebut tidak pernah melakukan intimidasi, hal tersebut semata-mata sebagai upaya menegur yang bersangkutan (Padmanegara, red).

“Dasar argumentasi tersebut adalah yang bersangkutan sebagai Ketua BEM, membiarkan postingan di akun resmi BEM Unud memposting, ‘Selamat datang mahasiswa baru di kampus paling bermasalah di Indonesia’ upaya tersebut sebagai teguran semata,” terangnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang tidak etis di mana postingan dari akun tersebut akan mempengaruhi psikologi dan mencoreng nama Universitas Udayana itu sendiri.

Baca Juga  Damkar Jembrana Amankan Beruk dan Ular Sanca

“Postingan tersebut akan membuat pengaruh psikologi terhadap para mahasiswa baru, bahkan merusak citra Unud itu sendiri di mata masyarakat,” imbuhnya.

Sebenarnya terdakwa IKB mengajak agar segala sesuatunya dibicarakan di lingkup internal dulu jangan main posting.

“Jangan sedikit-sedikit posting seharusnya ada langkah yang lebih soft seperti koordinasi serta konsolidasi terlebih dahulu, jangan sampai lembaga ini (Unud,red) tercoreng,” pungkasnya.

Reporter: Dewa Fathur

Editor: Ngurah Dibia