Badung – Berdasarkan hasil survei yang dirilis AirHelp, Bandara Ngurah Rai dicatut sebagai salah satu bandara terburuk di Dunia.

Menanggapi hal itu, Tokoh Pariwisata Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya imbau seluruh stakeholder berkomitmen tingkatkan kualitas pelayanan.

“Kita tidak boleh terlalu reaktif. Lebih baik kita menggunakan ini sebagai evaluasi ke dalam. Maka perlu dievaluasi oleh stakeholder seperti Dinas Perhubungan, pihak Angkasa Pura, dan lainnya,” sebutnya kepada Wacanabali.com, Sabtu (30/12/23).

Kendati demikian, pihaknya mengaku belum mengetahui secara persis sebab pelayanan Bandara Ngurah Rai dinilai negatif oleh customer.

“Mungkin dinilai dari pesawat yang sering delay, karena passenger load factor sampai 24-25 juta per tahun. Sedangkan kita hanya punya satu runaway saja. Mungkin itu ya yang menjadi penilaian,” ujarnya.

Baca Juga  Cok Ace Sosok Dibalik Kebangkitan Pariwisata Bali Pasca Mati Suri

Dirinya berharap, kedepan terdapat perbaikan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaan transportasi pengunjung di Kawasan Bandara.

“Kedepan, harus diantisipasi semrawutnya transportasi. Harus ada SOP yang jelas dimana boleh menunggu, ini perlu diatur. Jadi, SOP-nya jelas,” tuturnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bali Tjok Bagus Pemayun sebut predikat terburuk yang kini disandangkan pada Bandara Ngurah Rai tersebut tak banyak pengaruhi kunjungan wisatawan di Bali.

“Isu tersebut tak banyak mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Bali,” tandasnya.