Rencana Proyek LRT Bawah Tanah, Ini Kata Akademisi Unud
Denpasar – Ketua Laboratorium Subak dan Agrowisata Unit Subak Universitas Udayana, I Made Sarjana mengomentari rencana pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT), lantaran proyek tersebut akan dibangun di bawah tanah.
Proyek yang rencana pembangunan tahap pertama akan dimulai awal tahun 2024 itu, rutenya mulai dari Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga Sunset Road.
Mengetahui hal tersebut, akademisi Udayana yang konsentrasi mengenai sistem subak di Bali itu menyebut pembangunan proyek kereta cepat ringan itu justru akan semakin meningkatkan alih fungsi lahan.
“Ini kan alih fungsi lahan juga akan tidak terkendali. Misalnya di kawasan Canggu itu sudah banyak sekali alih fungsi, bila ditambah dengan proyek LRT, itu akan lebih masif lagi,” kata Made Sarjana kepada wacanabali.com saat diwawancarai di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Jumat (26/1/24).
Made Sarjana juga menyebut bila pembangunan proyek LRT itu tidak melalui perencanaan yang matang, dalam hal memperhatikan aspek lingkungan tentu akan berdampak serius terhadap kerusakan lingkungan.
“Jadi harus ada perencanaan yang matang. Misalnya di Canggu kira-kira di kawasan mana yang masih tetap sawah hijau dan di kawasan mana yang boleh di alih fungsikan,” katanya.
“Kalau semua lahan mau dialih fungsikan, kan bisa habis sawah-sawah disana. Dan ruang terbuka hijau yang menjadikan Canggu sebagai daya tarik wisata berkualitas jadi masalah kedepannya,” tambahnya.
Namun dirinya mengapresiasi upaya pemerintah yang memberikan perhatian serius terhadap kemajuan pariwisata di Bali, salah satunya melalui perbaikan akses. Namun, baginya hal tersebut mesti dikaji secara komprehensif.
“Jadi selain memperbaiki akses, yang dibutuhkan agar subak tidak hilang dari budaya Bali, perlu ada perencanaan yang lebih komprehensif.”
“Sekarang banyak sekali alih fungsi lahan itu. Kalau misalnya semua sawah beralih fungsi, kebudayaan Bali menjadi masalah. Jadi petani itu selain penghasil bahan pangan, dia kan juga sebagai penyangga kebudayaan Bali,” tuturnya
Disamping itu, Made Surjana juga mengkritisi maksud pemerintah membangun proyek LRT yang tujuannya untuk mengatasi kemacetan di Bali.
“Memang di Bali itu untuk mengatasi kemacetan yang tidak bagus pengelolaan public transport itu. Sementara itulah solusinya. Tapi justru semua orang pakai kendaraan pribadi. Lalu untuk apa public transport itu. Ini tourist juga pakai kendaraan pribadi. Nah, ini yang memang menjadi masalah,” tandasnya.
Reporter: Yulius N

Tinggalkan Balasan