“Sungguh Terlalu” SPA Dikategorikan Jasa Hiburan Ide Siapa?
Denpasar – Sungguh terlalu, itulah sepenggal kalimat yang dilontarkan salah satu pemilik usaha Sang SPA, Jro Ratni menyebut, dimasukannya usaha SPA kedalam rezim hiburan tidaklah tepat pasalnya sejarah SPA di Bali berasal dari sejarah yang sangat panjang.
“Jika dilihat dari sejarahnya perkembangan SPA di Bali berasal dari perjalanan spiritual yang panjang jangan karena mengadopsi kata SPA saja dimasukan kedalam rezim hiburan,” ujar Jro Ratni kepada wacanabali.com, Kamis (1/2/24).
Selain perjalanan sejarah yang panjang SPA di Bali juga sangat erat kaitannya dengan budaya di Bali.
“SPA ini sangat erat kaitannya dengan budaya Bali, bahkan dalam buku yang di tulis oleh Dr Martha Tilaar, dimana terapis SPA di Bali yang memijat tamu adalah tangan yang sudah terbiasa mejejaitan, sehingga energinya positif selain itu budaya melukat juga kerap ada di SPA Bali,” sambungnya.
Bahkan sebelumnya Bali sempat dinobatkan sebagai destinasi SPA terbaik di dunia.
“Tahun 2009 Bali dinobatkan sebagai destinasi SPA terbaik di dunia ini yang kami herankan kenapa pengumpulan kebijakan bisa memandang SPA dari sisi lain bahkan mengurus ke negatif,” tegasnya.
Terakhir ia menyebut di tempat usahanya para terapis diwajibkan untuk melakukan meditasi sebelum bekerja.
“Meditasi tersebut bertujuan agar para terapis memiliki feeling yang baik sebelum bertemu dengan costemer sehingga energi yang disalurkan positif,” pungkasnya.
Reporter: Dewa Fathur
Editor: Gung Krisna
Tinggalkan Balasan