Buleleng – Membahas lebih jauh terkait dunia pendidikan Bali dalam rubrik Profil Wacana kali ini, redaksi wacanabali.com berupaya menggali prespektif dari salah satu Akademisi Dr. NS. I Made Sundayana, S.Kep, M.Si., tentang “Yadnya dan Pengabdian Demi Kemajuan Pendidikan Bali” sebuah hasil dari kerja keras telah memberikan dampak positif untuk masa depan bersama, Selasa (12/3/24).

Dr. Sundayana, begitu sapaan akrabnya, mengawali pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Singaraja, sempat meninggalkan profesinya sebagai guru SD guna mengikuti seleksi Tentara Nasional Indonesia (TNI), berhasil menjadikannya prajurit militer Komando Pasukan Khusus (Kopassus), mengku terbiasa ditugaskan di daerah konflik seperti Ambon, hingga atas kebaikan sang komandan ia berkesempatan sekolah di SPK dan akhirnya ditugaskan di RST Singaraja.

Kebiasaannya mengabdi di masyarakat, memberikan pengalaman saat terjun langsung berksempatan menjadi Mantri Keliling (Tukang Suntik Keliling Desa) membuat ia semakin mengetahui karakter dan situasi masyarakat di desa. Meski saat itu uang bukanlah segala baginya, karena tidak semua masyarakat membayarnya dengan uang sebagai Mantri, ia menganggap hal tersebut sebagai bentuk Yadnya di masyarakat.

Baca Juga  Koster Giri dan Bang Ipat Menang Telak di TPS Khusus Rutan Negara

“Bagi saya yadnya dan pengabdian sudah menjadi komitmen di masyarakat. Pasca sudah tidak lagi bertugas di daerah konflik, semakin membentuk pribadi saya untuk mengenal lebih jauh karakter dan situasi masyarakat, berharap mampu mewujudkan mimpi bersama untuk masa depan dunia pendidikan Bali yang lebih baik,” ungkapnya kepada wacanabali.com.

Ia juga sempat melanjutkan pendidikan D3 di Poltekes Denpasar yang dilanjutkan ke jenjang S1 Keperawatan di Mojokerto. Dua gelar Strata 2 (S2) Magister Manajemen (MM) dan Magister Sains (M.Si) juga berhasil ia raih, hingga membawanya mampu mendirikan Lembaga Kesehatan di Buleleng, Bali. Beberapa kampus yang berhasil didirikan Dr. Sundayana diantaranya, Kampus 1 di Jalan Raya Air Sanih Km.11, Bungkulan, Singaraja, lalu ada Kampus 2 di Jalan Air Sanih Km. 3, Kubutambahan, Singaraja dan Kampus 3 di Jalan Gempol, Gang Elang, Gang Elang, Singaraja, dengan jenjang mulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga S1 Keperawatan, S1 Kebidanan, S1 Farmasi, Pendidikan Profesi Ners dan Pendidikan Profesi Pendidik.

Baca Juga  Warga Keluhkan LPG Langka, Pertamina Bantah

Sudah ada ratusan MOU (Kerja Sama) untuk menunjang Merdeka Belajar di Kampus besutannya, 6 MOU internasional, dimana empat diantaranya, Jepang Thailand, Filipina dan Belanda. Akreditasi yang telah teraih oleh komptensi kepemimpinan Sundayana sukses meraih Predikat Baik Sekali dan Baik.

“Selain itu, Okom (Uji kompetensi Bidan dan Perawat, red) telah berlangsung 5 tahun di lembaga kami dengan pengawasan pusat dan sukses meraih predikat Memuaskan, kelulusan Okom perawat kami mencapai 98%, Bidan meraih 100%, begitu juga kerjasama di Kegawat Daruratan Pusat Jakarta dengan pelatihan BC, TLS,” jelasnya.

Ia menanmbahkan, pertama kali di undang dalam program Merdeka Belajar di Kampus Merdeka (MBKM), ia juga sukses mengirimkan dutanya ke Kediri, Jawa Timur, kemudian mahasiswa mengajar di SD, semuanya berjalan sesuai dengan Visi dan Misi.

Baca Juga  Utus WS Tarung di Pilkada Badung, Airlangga Inginkan Perubahan di Bali

“Semua telah berjalan sesuai strategi dan tujuan dari lembaga kami di STIKes,” tambahnya.

Dr. Sundayana mengaku telah menekuni banyak bidang sejak di SPG Negeri. Menekuni Pramuka, yang membuat terlintas motto dalam diri “DharmaKu Kubaktikan BaktiKu Kudharmakan”. Saat disinggung awak media terkait demokrasi, ia menyebut hal tersebut merupakan wahana menuju kesejahteraan bangsa dan negara.

“Demokrasi merupakan wahana menuju damai, sejahtera bangsa, merajut pesan pahlawan kutitipkan negaraku bagi generasiku,” pungkasnya.

Ia mengungkapman bagaimana rasa syukur kepada pancasila tercinta dan keberagaman suku, agama, adat dan budaya, harus ditanamkan generasi saat ini dalam membangun negeri mengabdi untuk bangsa dari diri sendiri, daerah, regional, nasional dan siap menjadi negara maju tahun 2045.

Reporter: Gung Krisna