Ogoh-Ogoh Ber-Sound System Jadi Kekhawatiran Netizen, Degradasi Budaya?
Denpasar – Suasana pengarakan ogoh-ogoh pada pelaksanaan Nyepi Tahun Saka 1946 menjadi momentum tahunan yang ditunggu-tunggu masyarakat Bali. Pasalnya, kegiatan yang digelar sehari sebelum Pulau Dewata menjadi sunyi ini diwarnai dengan nuansa meriah ala tradisi Bali.
Namun, belakangan kemunculan ogoh-ogoh dengan iringan sound system dan ala-ala musik DJ menjadi kontroversi di tengah masyarakat. Video yang beredar luas di jagat maya tersebut diduga terjadi di kawasan Denpasar.
Sontak, tindakan tersebut mengundang reaksi masyarakat. Tak sedikit pihak mengaku khawatir hal itu dapat mengikis tradisi Bali.
Salah satu komentar muncul dari seniman ogoh-ogoh, Marmar Herayukti. Pihaknya menyayangkan penggunaan sound system pada parade ogoh-ogoh. Selain itu, penggunaan sound system dianggap melenceng dari pakem yang telah ada.
“Pada sadar gak kalau budaya kita coba dirusak sama orang-orang yang bawa sound system pada pengerupukan,” tulis Marmar dikutip dalam akun Instagram @marmarherzz, Selasa (12/3/24).
Dirinya menyinggung perlunya evaluasi untuk pengarakan ogoh-ogoh di tahun yang akan datang guna menghindari potensi degradasi nilai-nilai budaya Bali kedepannya.
Komentar serupa juga dilontarkan dalam unggahan akun Instagram resmi milik politisi asal Bali, Arya Wedakarna (AWK).
“Tahun depan jangan diulangi lagi nggih, yang sudah terlanjur jadikan pelajaran. Kasihan pemerintah lokal serba salah. Jika membiarkan sound system nanti dibilang anti budaya Bali,” terang akun tersebut.
Reporter: Komang Ari

Tinggalkan Balasan