Jembrana – Dokar sebagai salah satu moda transportasi keberadaannya kini kian terpinggirkan karena kalah bersaing dengan sarana transportasi lainnya, khususnya di Kabupaten Jembrana. Kini dokar hanya tersisa enam buah dari 300 buah di era 80-an. Banyak dari kusir dokar beralih profesi sehingga menjual alat alat dokarnya.

Anak Agung Ketut Puja (64) salah satu kusir dokar asal Desa Dangin Tukadaya mengaku sangat perihatin dengan kondisi dokar saat ini. Dirinya yang sudah menjadi kusir dokar sejak tahun 1976, mengetahui persis satu persatu dokar berkurang.

“Saya sudah menjadi kusir di tahun 1976, saat itu masih penumpangnya masih ramai, puncaknya di tahun 80-an pasnya 82, 83 itu puncak kemasan dokar jumlahnya sampai 300-an. Sampai tahun 1990-an dokar masih tetap bertahan, seiring kemajuan jaman, dokar mulai sulit bertahan karena kendaraan sudah mulai ramai,” kenang Agung Puja saat ditemui di arel parkir Pura Jagatnatha, Jembrana, Sabtu (23/3/24).

Baca Juga  Netizen Wajib Tahu! Ini Penyebab Besar Masalah Gigi Sensitif

Lanjut Agung Puja, seiring perkembangan jaman, dokar mulai ditinggalkan. Penumpang mulai sepi, banyak kusir dokar lanjut usia sehingga sudah tidak bisa beraktivitas, sedangkan yang meneruskan menjadi kusir tidak ada.

“Mulai banyaknya kendaraan membuat penumpang semain sepi, sehingga banyak kusir dokar beralih ke pekerjaan lain. Saat ini saja tinggal 6 buah, itupun kadang jalan kadang tidak (nambang), saat nambang kadang ada hasil kadang tidak sama sekali,” keluhnya

Hal senada disampaikan oleh Ngurah Putu Arnyana dari Mendoyo Dauh Tukad, menurutnya sepinya penumpang membuat banyak pemilik dokar menjual dokar berikut kudanya. Dirinya yang meneruskan menjadi kusir warisan orang tuanya, mengaku tetap semangat menjadi kusir di tengah sepinya penumpang.

Baca Juga  Miris! Belum Jatuh Tempo, LPD Peminge Lelang dan Eksekusi Tanah Krama

“Cuman saya itu semangat untuk mempertahankan dokar, yang lain sudah banyak yang dijual ke Jawa ada juga yang dijual rongsokan. Penyebabnya ya itu tadi karena pendapatan kalau lagi apes bisa sama sekali tidak ada pendapatan, sedangkan perhari kita mengeluarkan uang pemeliharaan kuda sekitar 50 ribu rupiah,” ungkapnya.

Saat ini para pemilik dokar berharap adanya peran pemerintah untuk menjaga eksistensi dokar. Pemkab Jembrana sendiri di tahun 2024, menggelontorkan bantuan Rp7 juta per dokar untuk biaya perawatan. Dengan biaya tersebut sisa dokar yang masih bertahan diperbaiki dan dihias penampilannya bisa lebih menarik.

“Dengan adanya dana apresiasi ini, saya berharap para pemilik dokar bisa memperbaiki alat transportasinya agar lebih indah, dipercantik, sehingga dokar Jembrana juga siap dan representatif,” ujar Bupati Jembrana I Nengah Tamba, saat bertemu dengan kusir dokar di areal parkir Pura Jagatnatha, Sabtu (23/3/24).

Baca Juga  Hindari Macet, Warga Pilih Mudik Awal

Ditambahkan Bupati Tamba, pihaknya sudah menganggarkan dana untuk membuat tempat parkir khusus dokar. Bahkan ke depannya dokar tidak hanya melayani masyarakat Jembrana saja namun bisa menjadi mode transportasi wisatawan yang berkunjung ke Jembrana.

“Kita akan mengintegrasikan dokar dengan berbagai destinasi wisata di Jembrana, nantinya dokar akan kita parkirkan khusus agar memiliki ciri khasnya. Misalnya di depan kebun raya Jagatnata, depan Pasar Negara serta di depan Puri Negara,” pungkas Tamba.

Reporter: Dika