Denpasar – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali Sarles Brabar berharap stunting menjadi isu yang secara serius diperhatikan oleh para kontestan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di tahun 2024 ini.

“Kami berharap betul-betul ada perhatian dari calon bupati, walikota atau gubernur nanti bisa memasukkan isu strategis mengenai program penanggulangan stunting,” tegas Sarles kepada Wacanabali.com, Kamis (11/4/24).

Lebih lanjut disebutkan, ia menginginkan isu sentral ini juga disuarakan lewat kampanye-kampanye politik serta secara konsisten menjadi program kerja para pemimpin terpilih.

“Nanti bisa memasukkan isu strategis mengenai program-program yang memperkuat dukungan gizi untuk anak balita maupun ibu hamil,” sambungnya.

Baca Juga  KPU Bali Target Debat Pilkada Berlangsung Elegan

Ia menilai, Bali telah memiliki regulasi yang cukup baik untuk penanganan stunting. Hanya saja, kedepan diperlukan implementasi yang lebih optimal. Dalam hal ini, peran pemimpin daerah tentunya sangat menentukan percepatan penurunan angka stunting di Bali.

“Di Bali sudah semua kabupaten memiliki perda stunting tinggal bagaimana diimplementasikan,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Bali targetkan angka stunting menurun jadi 6,15 persen di tahun ini. Ketua Satgas Stunting BKKBN Bali dr Ni Made Ayu Witriasih menyampaikan, sasaran penurunan angka stunting tahun ini diklasifikasikan menjadi dua, yakni sasaran super prioritas dan prioritas.

Sasaran super prioritas terdiri atas ibu hamil dan anak di bawah usia dua tahun (baduta). Sedangkan, sasaran prioritas diperuntukan pada calon pengantin (catin).

Baca Juga  Selisih 319 Suara, Koster-Giri Unggul di Denpasar

“Hingga saat ini kita terus mengupayakan berbagai hal, termasuk menggencarkan sosialisasi dan pendampingan keluarga dalam menekan angka stunting di Bali.” pungkasnya.

Reporter: Komang Ari