Denpasar – Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bali I Made Teja mengatakan pemerintah tengah fokus mendorong implementasi Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.

Hal itu ia katakan merespon pernyataan Anggota DPR RI Nyoman Parta yang mengatakan permasalahan sampah di Bali dinilai sudah pada fase membahayakan bagi pariwisata.

Dalam kesempatan itu, Made Teja tidak membantah bahwa sampah di Bali dalam fase membahayakan. Ia pun mengatakan persoalan sampah harus menjadi prioritas yang ditangani kedepan.

Ia mengatakan hampir seluruh Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kabupaten/Kota saat ini mengalami overload. Hal ini karena pengelolaan sampah ditingkat bawah mulai dari keluarga sampai desa belum maksimal.

Baca Juga  Kapal Plastic Odyssey Berlabuh di Bali untuk Perangi Sampah Plastik di Lautan

“Sehingga sampah yang sebetulnya kami terima di TPA itu harusnya sampah residu. Tapi kan tidak bisa itu diwujudkan. Banyak sampah-sampah yang kami terima itu belum diolah secara baik oleh masyarakat,” terangnya.

Lebih lanjut, Made Teja mengatakan paska Pergub tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber tersebut diterbitkan pihaknya sudah mendorong agar masyarakat dapat segera mengimplementasikan guna mengurangi beban TPA.

Disamping itu, Made Teja juga mengatakan pihaknya akan terus mendorong optimalisasi TPS3R yang ada di kabupaten/kota.

“Kita juga mendorong masyarakat sesuai dengan Pergub 47 yaitu memilah sampah dari rumah, setidaknya minimal bisa mengurangi sampah masuk ke TPA karena sudah diolah,” terangnya.

Sebelumnya, Anggota DPR RI Dapil Bali terpilih, Nyoman Parta menilai Permasalahan sampah di Bali dinilai sudah pada fase membahayakan bagi pariwisata. Pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten kota harus lebih serius lagi menangani masalah ini.

Baca Juga  Agus Aksara Kembali Dipercaya Sediakan Kemeja Endek untuk WWF 2024

“Permasalahan sampah sering sekali dikeluhkan oleh masyarakat dan wisatawan, tidak pernah selesai dari tahun ke tahun, serta dari pergantian pemimpin yang satu ke pemimpin yang lain, ini bisa jadi bahaya untuk pariwisata Bali jika tidak ditangani dengan serius,” ujar Parta kepada wartawan, Sabtu (1/6/2024).

Parta mengingatkan, dalam jangka panjang masalah sampah dapat menjadi penghambat di sektor pariwisata. Bahkan para wisatawan sudah mulai mengeluhkan banyaknya sampah yang kerap terlihat di beberapa titik di Bali.

Reporter: Agus P