Denpasar – Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Denpasar Ketut Adi Wiguna mengakui penanganan sampah di Kota Denpasar belum dapat dilakukan dengan baik.

Menurutnya, hal ini juga terjadi di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Dirinya mengaku tidak setuju Denpasar menjadi tempat terkotor nomor 4 karena sampah yang paling banyak ditemukan di pantai dan sungai.

Dengan demikian, asumsinya, sampah bisa berasal dari mana saja tidak hanya masyarakat Denpasar. Kendati demikian, tiap Jumat, sambungnya, terdapat 50 petugas yang membersihkan pantai di sekitaran kota Denpasar.

“Mestinya tiap TPA ada teknologi sehingga sampah tidak menggunung karena open dumping ditumpuk sampai 35 meter,” sebutnya saat menanggapi diskusi terkait lingkungan di acara diskusi anak muda kota Denpasar dengan tajuk “Seken Nak Kodya?”, Jumat (21/6/24).

Baca Juga  TPA Suwung Tutup Setiap Rabu, DLHK Denpasar Dorong Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber

Lebih lanjut, pihaknya menyebutkan, mulai 1 Oktober 2024 warga Denpasar harus memilah sampah secara mandiri dengan jadwal pengangkutan yang akan ditentukan.

“Saya berharap kegiatan diskusi seperti ini dapat dilakukan setiap tiga bulan sekali,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, diskusi tersebut diinisiasi oleh media jurnalisme warga, Bale Bengong dan Kota Kita dengan menghadirkan sejumlah penanggap, yakni Komunitas Teman Sayur, Tim Pro Denpasar, dan tim penanggap penanganan komplain kota Denpasar.

Reporter: Komang Ari