Denpasar – Plastic Odyssey merupakan inisiatif global yang didedikasikan untuk memerangi polusi plastik kembali hadir di Bali.

Plastic Odyssey ini juga berupaya untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam bidang penanganan sampah plastik di lautan.

Simon, selaku CEO Plastik Odyssey, mengatakan di dunia ini ada 40 ton setiap menit sampah plastik yang dihasilkan.

“Jadi ada 40 ton hasil sampa plastik setiap menit di lautan di dunia ini,” ujarnya di Pelabuhan Benoa Bali pada, Jumat (5/7/24).

Sampah plastik ini, kata Simon, adalah masalah global yang sangat serius dan menyedihkan.

“Ini masalah global, sangat menyedihkan kalau di lihat,” katanya.

Karena itu, Kapal Plastic Odyssey hadir tidak hanya membahas persoalan tetapi juga mencari solusi terhadap masalah global ini.

Baca Juga  Alit Kelakan Optimis Menangkan Ganjar-Mahfud di Bali, Tak Gentar Lawan Koalisi Besar

“Kita hadir tidak hanya membahas masalah, tetapi dengan solusi yang kongkrit untuk masalah global ini,” katanya.

Simon menjelaskan, ada dua aksi yang dilakukan Plastic Odyssey dalam memerangi sampah plastik di lautan.

“Yang pertama adalah daur ulang, dan ke dua, adalah bagaimana kita bisa mengurangi sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari kita,” jelasnya.

Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bali, I Made Teja mengatakan kehadiran kapal Plastik Odyssey ini sangat bagus, diharapkan dapat menjadi model dalam konteks pengelolaan sampah.

“Menurut saya sih, ini bagus. Kalau model ini bisa dikembangkan di daratan, nanti ini bisa jadi model,” tandasnya.

Ia mengatakan juga, sejauh ini pemerintah Provinsi Bali belum ada rencana kerja sama dengan pihak Plastik Odyssey karena harus melihat dulu perkembangan ke depan.

Baca Juga  Dokter Gigi Buka Praktik Aborsi, IKAW Ternyata Bukan Anggota PDGI

“Kita belum ada kerja sama, kita lihat dulu perkembangan ke depan,” tutupnya.

Reporter : Dion