Denpasar – “Kartunis”, barangkali bagi kebanyakan orang bukanlah profesi yang lazim untuk ditekuni. Namun jangan salah, Bali pernah menyandang gelar Pulau Kartun pascadiresmikannya Museum Kartun pada 13 Maret 2008 di Kuta, Bali.

“Ya, dulu Bali akrab dengan sebutan pulau kartun antara tahun 2005-2009,” ujar Kartunis Gusti Putu Adi Supardhi alias Putu Ebo kepada Wacanabali.com.

Kartun baginya merupakan media penyampai pesan yang komunikatif termasuk dalam konteks menyuarakan isu-isu sosial.

“Pesan supaya menjadi kesan harus dibungkus dengan menarik, kartun adalah salah satu caranya,” ungkapnya.

Sementara itu, Founder House of Cartoon ManiA (HOCA) Yere Agusto mendorong lahirnya karya-karya kartunis dan komikus Bali hingga kancah internasional.

Jurnalis sekaligus penulis berdomisili di Bali itu menuturkan, kini pihaknya tengah menjalin kerjasama dengan Cina untuk mengadakan pameran dan kontes kartun internasional di penghujung tahun 2024.

Sebelumnya, sambung Yere Agusto, komunitas yang dinahkodainya tersebut berkesempatan bertandang ke negeri tirai bambu sebagai salah satu delegasi dalam ajang tahun pertukaran rakyat ASEAN-China.

Hasilnya, HOCA bersama Guangdong Cartoonist Association (GDCA) telah menandatangani nota kesepahaman untuk menjadi mitra strategis dan pertukaran informasi seni dan budaya terutama dalam bidang kartun/komik.

“Harapannya, kita dapat membuat kontes kartun maupun pameran bersama, kartunis kedua negara dapat saling mengisi media di negara masing-masing, kerjasama dalam pembuatan film animasi serta pertukaran kartunis antar dua negara,” bebernya.

Yere Agusto bersama empat kartunis lainnya, Tommy Thomdean (Jakarta), Gus Dark (Tabanan), Basuki (Hu Wie Tian-Medan) dan kartunis perempuan, Ika W Burhan (Bogor) kini tengah berkarya membuat Komik Graphic Travelogue tentang kunjungannya ke Cina terhitung sejak 15 hingga 24 Juli lalu.

“Semoga komikus/kartunis Bali secara internal terjalin kekompakan dan persaudaraan yang erat untuk bahu-membahu berjuang bagi peningkatan karier bersama,” tandasnya.

Reporter: Komang Ari