Patung Pahlawan Lettu Dwinda seakan Terlupakan, Kodim dan Pramuka Turun Tangan
Jembrana – Seolah terlupakan, sehari menjelang HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, Patung Pahlawan Lettu Dwinda, sama sekali tidak bernuansa hari kemerdekaan. Patung Pahlawan yang terletak di Jalan Ahmad Yani Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara nihil bendera ataupun umbul-umbul merah putih.
Dari pengamatan awak media Jumat (16/8/24) sore selain tanpa atribut hari kemerdekaan kondisi areal monumen patung pahlawan juga sangat kotor dan penuh sampah. Suasana ini tampak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Terlebih menjelang HUT Kemerdekaan hampir di setiap kantor, rumah, gang berhias merah putih, dan terpasang bendera.
Informasi tersebut akhirnya sampai ke Dandim 1617 Jembrana, Letkol Inf. Mohamad Adriansyah. Dandim langsung meminta anggota kodim bersama anggota pramuka Saka Wirakartika melakukan kerja bakti bersih-bersih dan memasang bendera dan umbul-umbul merah putih.
“Nanti pramuka dengan anggota kami juga ada kegiatan ke keluarga Lettu Dwinda, kita arahkan ke sana (Patung Dwinda-red) guna memasang bendara,” ujar Dandim Adriansyah saat dikonfirmasi awak media Jumat (16/8/24) sore.
Patung pahlawan Lettu Dwinda diresmikan pada 23 Desember 2013. Patung tersebut di buat guna memberikan penghormatan kepada beliau sebagai pejuang dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Untuk diketahui, I Gusti Putu Dwinda, lahir tahun 1924 di Desa Dauhwaru, Jembrana, putra pertama dari pasangan I Gusti Nyoman Sulem dan Dewa Ayu Menuh. Gusti Putu Dwinda merupakan anggota Pembela Tanah Air (PETA) dengan pangkat Sodhanco (letnan dua). Setelah Jepang hengkang dari Indonesia, beliau bergabung dengan pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) melawan penjajah Belanda. Lettu Dwinda sendiri pernah terlibat pertempuran melawan penjajah Belanda di Candikusuma, Gilimanuk dan Negara.
Selain itu Lettu Dwinda bergabung dengan pasukan Ciung Wanara pimpinan I Gusti Ngurah Rai di Tabanan sebagai Komandan Batalion pasukan Ciung Wanara. Lettu Dwinda gugur dalam pertempuran melawan penjajah di Margarana Tabanan yang dikenal dengan Puputan Margarana.
Reporter: Dika
Editor: Ngurah Dibia

Tinggalkan Balasan