Denpasar – Refleksi terhadap perkembangan pariwisata Bali dalam rangka memperingati HUT ke-66 Provinsi Bali, Mantan Wakil Gubernur Bali Periode 2018-2023 Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyebutkan perlunya evaluasi terhadap pariwisata yang dimiliki pulau dewata ini.

Seperti diketahui, peringatan hari jadi Provinsi Bali diperingati setiap tanggal 14 Agustus 2024. Bagi Bali, pariwisata menjadi salah satu aspek yang melekat sehingga perlunya perhatian serius terhadap sektor tersebut.

Disinggung terkait mass tourism, pria yang akrab disapa Cok Ace ini menyatakan perlunya pemerataan pariwisata agar tidak hanya bertumpu di Bali selatan.

“Pemerataan pariwisata terkendala oleh infrastruktur, tentu kedepannya perlu dicermati dengan membangun infrastruktur yang sesuai,” kata Cok Ace kepada awak media di Denpasar, Rabu (14/8/24).

Baca Juga  JMSI Bali Dapuk Cok Ace sebagai Ketua Dewan Pembina

Dirinya berharap, kedepan masyarakat Bali tidak hanya sebagai objek dalam pariwisata. “Tidak hanya menjadi objek tapi juga subjek dalam pariwisata,” tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, Akademisi dari Universitas Udayana (Unud) I Gede Hendrawan menilai penanganan permasalahan lingkungan sebagai dampak industri pariwisata di Bali perlu ditangani secara serius.

Saat ini, tuturnya, keberadaan mass tourism atau kedatangan turis dalam jumlah yang besar secara tidak langsung berkontribusi terhadap kondisi lingkungan di Bali. Kendati, Hendrawan tak menampik, baik mass tourisme maupun quality tourism memiliki dampak positif dan negatif.

“Kalau bicara mass tourism saat ini di Bali berkaitan dengan dampak lingkungan, bahwa turis akan beraktivitas kemudian membutuhkan produk-produk, yang juga menghasilkan sampah,” ujarnya, Rabu (17/7/24).

Baca Juga  Perkuat Pariwisata Bali, PHRI Usulkan Sistem Keamanan Data Pribadi Wisatawan

Hal lain yang perlu menjadi perhatian bagi Hendrawan adalah terkait kesiapan pengelolaan sampah dari aktivitas pariwisata tersebut. “Untuk mengolah sampah sekian ton, itu dibutuhkan biaya berapa, nah apakah sebanding kemudian devisa yang digunakan untuk pengelolaan sampah?” imbuhnya.

Menurutnya, terdapat dua hal penting yang harus dilakukan untuk menciptakan pariwisata yang sehat dan berkelanjutan yakni dengan memastikan adanya sistem pengelolaan limbah yang baik dan pemerataan pariwisata agar tidak membludak di Bali Selatan.

Reporter: Komang Ari