Jembrana – Angin Puting beliung menerjang Kabupaten Jembrana, Senin (07/10/24) dini hari. Akibatnya sebanyak 53 bangunan di 6 desa dan kelurahan di dua kecamatan dilaporkan rusak.

Dari data yang berhasil dihimpun, kerusakan akibat terjangan angin puting beliung terjadi di desa Air Kuning, Desa Budeng, Kelurahan Sangkar Agung dan Kelurahan Loloan Timur. Keempat desa/kelurahan tersebut berada di Kecamatan Jembrana. Kerusakan bangunan juga terjadi di dua lelurahan di kecamatan Negara yakni Kelurahan Loloan Barat dan Kelurahan Lelateng.

Di lingkungan Samblong Kelurahan Sangkar Agung, angin puting beliung tidak hanya merusakkan rumah warga, sejumlah kandang ternak dan fasilitas umum juga mengalami kerusakan.

“Sekitar jam 03.00 Wita saya hanya mendengar suara gemuruh seperti hujan namun tidak hujan, lalu ada suara brak, setelah saya cek ternyata kandang ayam yang baru dibangun roboh menimpa kandang ayam diseblahnya,” tutur Oka, salah satu warga Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkar Agung.

Baca Juga  Hafal Text Sumpah Pemuda Dapat Pertamax Gratis di Jembrana

Saat pagi tiba, Oka lalu mengecek kerusakan kandang ayamnya. Ternyata akibat kejadian tersebut tidak hanya merobohkan kandang ayam namun juga merusakan sejumlah bangunan lainnya, termasuk merusak atap rumah adiknya.

“Ternyata tidak hanya kandang ayam yang rusak atau roboh namun juga kandang babi dan tempat mencuci, termasuk atap bangunan rumah adik saya ikut rusak. Genteng rumah berterbangan tepat diatas dua kamar tidur,” lanjutnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana, I Putu Agus Artana Putra saat dihubungi mengaku masih melakukan pendataan terhadap jumlah kerusakan akibat angin puting beliung tersebut.

“Petugas kami masih melakukan pendataan di lapangan, untuk sementara kerusakan kita temukan di 6 desa didua kecamatan dengan total terdampak sebanyak 53 bangunan,” ujarnya.

Baca Juga  Penemuan Jenazah Tanpa Identitas di Puncak Gunung Agung

Terkait dengan kerusakkan, Agus Artana menjelaskan kerusakan terbanyak memang mengenai atap bangunan yang berterbangan diterjang angin. Namun pihaknya masih terus melakukan pendataan jumlah korban dan kerugian yang ditimbulkan.

“Kebanyakan kerusakkan pada atap bangunan, sebagian korban sudah memperbaiki sendiri genteng yang terlepas,” pungkas Agus Artana.

Reporter: Dika

Editor: Ngurah Dibia