Badung – Polemik pesta kembang api oleh Finns Beach Club di Pantai Berawa, Kuta Utara, Badung, Bali disayangkan sejumlah pihak. Pasalnya, hal ini dinilai mengganggu ritual adat yang tengah dilaksanakan di lokasi tersebut.

Guru Besar Bidang Manajemen Bisnis Pariwisata Universitas Dhyana Pura (Undhira), Prof. I Gusti Bagus Rai Utama berpendapat, hal ini mencerminkan adanya kontradiksi antara pelestarian budaya dan tujuan bisnis pariwisata di Bali.

“Konflik pesta kembang api tersebut sangat mungkin timbul karena miskomunikasi antara staf beach club dan pihak manajemen, serta tidak adanya informasi yang tepat kepada masyarakat,” terang Prof Rai yang juga Rektor Undhira kepada Wacanabali.com, Jumat (18/10/24).

Menurutnya, ditinjau dari analisis Market Value Creation (penciptaan nilai pasar), pesta kembang api bukanlah event yang kontradiktif asalkan memperhatikan kondisi sosial, budaya, serta tradisi masyarakat setempat.

Baca Juga  Koster dan Adi Arnawa Sidak Berawa: Resort Baru Dibangun, Finns, dan Atlas Tak Luput Diperiksa!

Market Value Creation (kreasi nilai pasar) yang dilakukan oleh Finns VIP Beach Club sebenarnya hal yang wajar dalam kreasi pemasaran di tengah fluktuasi jumlah kunjungan pelanggan yang penuh ketidakpastian. Apalagi ada tendensi penurunan kunjungan yang signifikan,” imbuhnya.

Kejadian ini, sambungnya, menjadi tamparan bagi pariwisata Bali. “Kita berharap harmoni antara bisnis pariwisata dan pelestarian budaya serta tradisi di Bali tetap terjaga dengan Baik. Jika para pelaku bisnis pariwisata di Bali mengabaikan pelestarian budaya dan tradisi, pastinya pariwisata Bali akan kehilangan value (nilai),” tegasnya.

Reporter: Komang Ari