Visi Koster-Giri Pariwisata Bali Harus Dukung Budaya, Bukan Merusak
Badung – Calon Gubernur Bali Wayan Koster kembali menegaskan pentingnya pariwisata berbasis budaya yang menjaga kelestarian alam Bali dalam paparan terbarunya mengenai visi pariwisata berkelanjutan.
“Pariwisata Bali terkenal karena keunikan dan kekuatan budayanya. Maka, ke depan, kita harus memanfaatkan sektor ini untuk mendukung kebudayaan kita,” ungkap Koster di Jimbaran Grand Ballroom, Jumat (25/10/2024)
Ia memaparkan konsep pariwisata bermartabat yang tidak hanya mendongkrak ekonomi tetapi juga mengangkat kebudayaan lokal.
Koster menyoroti bahwa pendekatan ini perlu diperkuat guna mencegah dampak negatif terhadap lingkungan dan warisan budaya Bali.
Salah satu tantangan yang diidentifikasi Koster adalah ketimpangan sosial dan ekonomi yang timbul dari dominasi pariwisata di kawasan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan).
Meski hanya mencakup 31% dari total luas wilayah Bali, Sarbagita menampung lebih dari separuh penduduk Bali dan menjadi pusat pariwisata, menyebabkan ketimpangan di wilayah lain.
“Di area padat ini, problem sosial bermunculan. Pemerataan pembangunan dan infrastruktur perlu mendapat perhatian khusus,” ujarnya.
Koster mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Bali berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan, bahkan lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Pada 2023, PDB Bali mencapai 5,71%, sementara pendapatan per kapita meningkat dari Rp57 juta pada 2019 menjadi Rp62 juta.
Namun, meskipun pariwisata Bali menunjukkan potensi besar, Koster menegaskan pentingnya mengatasi tantangan seperti dampak buruk terhadap budaya dan ekosistem lokal.
Sebagai langkah konkret, Koster menyatakan komitmen untuk memperketat regulasi pariwisata agar mendukung prinsip budaya Bali.
“Tidak boleh ada lagi wisatawan yang melanggar norma budaya Bali,” tegasnya.
Selain itu, dengan adanya Undang-Undang Provinsi Bali No 15 tahun 2023 dan peraturan daerah yang relevan, Bali memiliki landasan hukum kuat untuk memperkuat upaya pelestarian budaya melalui regulasi.
Dengan visi Koster-Giri, pariwisata Bali diharapkan tidak sekadar meningkatkan perekonomian, tetapi juga menjadi instrumen penting untuk melindungi dan memperkokoh kebudayaan Bali.

Tinggalkan Balasan