Denpasar – Paslon nomor urut 1 di Pilwalkot Denpasar, Gede Ngurah Ambara Putra-I Nengah Yasa Adi Susanto (Ambara-Adi) soroti biaya parkir yang tinggi. Pihaknya menilai, kedepan diperlukan kebijakan parkir gratis untuk pelajar dan mahasiswa di Kota Denpasar.

“Melalui smart city nanti, mahasiswa dan pelajar kan punya ID. Jadi ketika dicek itu bisa gratis,” ujar Ambara saat diwawancara usai debat kedua Pilwalkot Denpasar, di Denpasar, Rabu (6/11/24).

Pihaknya mengaku mengangkat isu ini lantaran prihatin dengan kondisi para pelajar dan mahasiswa yang harus merogoh kocek untuk membayar uang parkir.

“Kan jujur mereka dikasih bekal Rp9.000, kalau parkirnya Rp2.000, terlalu tinggi sehingga ini yang memberatkan kita. Padahal, kita kan berharap pendidikan generasi muda itu bisa tanpa halangan. Bisa belajar dengan baik sehingga Denpasar memiliki generasi berprestasi,” tambahnya.

Baca Juga  Jaya-Wibawa Bantah Penghargaan Penanganan Stunting Hasil ‘Satu Jalur’ dengan Pemprov: Diserahkan Wapres, Murni dari Kinerja

Berbeda dengan Ambara-Adi, paslon 2, I Gusti Ngurah Jaya Negara-Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa) menilai parkir gratis akan membawa sejumlah dampak negatif bagi Kota Denpasar.

“Tidak mungkin membebaskan parkir. Spirit kami bukan di angka pungutan tapi apabila ada kendaraan yang hilang itu bisa diganti rugi,” ujar Jaya Negara.

Paslon petahana ini menyampaikan, meningkatnya biaya parkir semula dimaksudkan untuk menekan jumlah pengendara di Kota Denpasar.

“Contoh di luar negeri, semakin tinggi parkir maka semakin berdampak ke jumlah pengendara. Justru kalau dibebaskan masyarakat akan berbondong parkir dan menimbulkan kemacetan serta parkir yang sembarangan,” sambung Agus Arya Wibawa.

Reporter: Komang Ari