Jembrana – Seniman Jegog di Jembrana saat ini sedang gerah dengan adanya komentar meremehkan kesenian khas Jembrana tersebut. Terlebih akun media sosial yang membuat komentar meremehkan diduga memiliki kaitan salah satu pasangan calon Pilkada Jembrana 2024.

“Jegog sudah tidak ada faedahnya di jaman sekarang, untuk apa dipertahankan (emoji ketawa),” bunyi komentar yang ditulis oleh akun yang mengatasnamakan simpatisan Tamba Dana.

Adanya tulisan tersebut mendapat reaksi dari seniman jegog, mereka mengaku sangat kecewa dan mengecam komentar dinilai melecehkan ikon Kabupaten Jembrana. Seperti yang disampaikan oleh salah satu pelaku jegog di Mendoyo Dauh Tukad, I Ketut Monoartha, dikonfirmasi Senin (18/11/2024) mengatakan sangat merasa terpukul oleh komentar yang tidak bertanggung jawab terkait Jegog. Menurutnya komentar tersebut sangat tidak bertanggungjawab.

Baca Juga  Pentas Seni Tak Sesuai Pakem, Komang Gases: Pelecehan Budaya!

Sesepuh Sekaa Jegog Tingklik Giri Swara Mendoyo Dauh Tukad ini sepakat akan merapatkan bersama dengan sesepuh dan seniman jegog yang lain untuk mengambil sikap. Terkait apa yang mereka lakukan selama ini untuk melestarikan seni tradisi Jembrana, akan terus dilakukan meski diremehkan

“Kami seniman paling tidak senang, politik jangan sampai seperti itu. Siapapun yang bicara di balik layar itu tindakan yang tidak bertanggungjawab. Tidak menghargai leluhur yang telah mewariskan kesenian yang sudah terkenal hingga ke mancanegara,” ungkapnya kecewa.

Hal senada diungkapkan oleh salah satu seniman jegog asal Kelurahan Sangkar Agung, I Putu Boby Agus Darma. Menurutnya komentar tersebut sangat mencederai para seniman jegog yang menginginkan kesenian yang hanya ada di Jembrana tetap lestari.

“Jelas kami selaku seniman jegog merasa miris dengan pemberitaan atau statement di media sosial dan sangat kecewa, dengan ada pemberitaan kesenian jegog tidak ada faedah sekarang ini. Sedangkan kami di group Jegog Suar Agung sedang berjuang bagaimana kesenian jegog bisa ke mancanegara lagi,” harap Boby.

Baca Juga  Potensi UMKM Kreatif di Bali, Tantowi: Harus Terkoneksi ke Pasar Global

Seniman yang masih ada hubungan keluarga (cucu) dengan sang maestro Jegog I Ketut Suwentra menambahkan pihaknya bersama anak-anak muda Jembrana saat ini sedang aktif berkesenian jegog. Jegog kesenian bambu boleh dibilang salah satu kesenian tradisional yang masih sangat digandrungi oleh masyarakat Jembrana. Bahkan Jegog masuk ke semua kalangan, baik orang dewasa, remaja atau generasi muda, bahkan hingga ke anak-anak.

“Mereka belajar tabuh tradisi, ada kreasi, ada exsprimental yang diaransemen oleh anak muda Jembrana. Dengan adanya berita seperti ini saya berharap tidak mematahkan semangat para sekeha jegog, apa lagi dengan akun salah satu simpatisan paslon yang ada di Jembrana” sebut Boby.

Meski merasa sangat kecewa, Boby mengajak para seniman jegog untuk untuk tetap berkreasi mempertahankan kesenian khas Jembrana. Harapannya ke depan jegog bisa lagi pentas ke luar negeri seperti apa yang dilakukan dulu oleh sang maestro jegog.

Baca Juga  Cuaca Buruk, Tiga Pohon Tumbang di Jembrana

“Mari sekeha jegog jengah, kita bangkit bersama bahwa Jegog Jembrana selalu ajeg, dengan semangat mebarung, buktikan Jegog Jembrana berfaedah,” ujarnya.

Saat ini tercatat ada 141 sekeha tingklik dan 82 sekaa jegog. Jegog sudah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan menjadi kesenian khas Jembrana.

Reporter: Dika

Editor: Ngurah Dibia