Badung – Isu tentang defisit Rp 1,9 Triliun dari Pemerintah Provinsi Bali mencuat dalam debat terbuka ketiga Pilgub Bali yang mengusung tema “Ngardi Bali Shanti Lan Jagadhita”, di BNDCC Nusa Dua, Rabu (20/11/2024).

Hal itu ditanyakan pasangan calon Gubernur Bali nomor urut 1, Made Muliawan Arya alias De Gadjah. “Bagaimana APBD dimasa kepemimpinan Bapak defisit sekitar Rp 1,9 Triliun,” tanya De Gadjah kepada Wayan Koster.

Menjawab pertanyaan tersebut, Cagub nomor urut 2 itu menerangkan bahwa sudah menjadi lumrah dalam penyusunan APBD selalu terjadi defisit. Namun, kata Koster, defisit itu akan ditutupi di akhir tahun.

“Terkait defisit Rp 1,9 Triliun itu juga dalam menyusun APBD, itu semuanya asumsi pendapatan dan asumsi belanja. Pada akhirnya, di akhir tahun pasti akan balance,” jelas Koster.

Baca Juga  Nasdem Bali Buka Peluang Dukung Wayan Koster di Pilgub 2024

Lebih lanjut, Gubernur Bali periode 2018-2023 itu mengungkapkan bahwa di masa kepemimpinnya sebagai gubernur tidak ada masalah terkait anggaran. Bahkan, sambungnya, pandemi covid-19 pun tidak ada kendala dengan APBD.

“Tidak ada yang menjadi masalah karena di masa pandemi covid-19 pun saya mengelola APBD tidak pernah ada masalah. Desifit selalu bisa diselesaikan dengan mensinkronkan pendapatan dengan belanja. Ngak ada masalah selama ini,” tegasnya.

Dengan demikian, menurut Ketua DPD PDI-Perjuangan Bali itu, terkait dengan APBD biasanya disusun hanya untuk memenuhi persyaratan undang-undang. Misalnya, kata Koster, untuk pendidikan dan kesehatan di APBD Bali disusun melebihi yang telah ditentukan APBN.

“Berkaitan dengan APBD selalu disusun untuk memenuhi persyaratan undang-undang. Yang dipatok diantaranya adalah minimun 20 persen adalah untuk pendidikan. di APBD Provinsi Bali bukan lagi 20 persen, lebih dari 20 persen. Kemudian untuk kesehatan dari 10 persen, di APBD Provinsi Bali lebih dari 10 persen,” jelasnya.

Baca Juga  Ironis! Lahan Produktif di Bali Menurun, Koster-Giri Usulkan Kembali Petanian Organik

Reporter: Yulius N