Sakit, TKW Asal Jembrana Meninggal di Turki, Suasana Duka Menyelimuti Kedatangan Jenazah di Rumah Duka
Jembrana – Kabar duka kembali datang dari Pekerja Migran Indonesia (PMI), seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Jembrana meninggal dunia di Turki. Sebelumnya Ni Putu Kariani (44), PMI asal Banjar Taman, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana dikabarkan sakit sebelum akhirnya meninggal dunia. Suasana duka menyelimuti saat kedatangan jenazah korban di rumah duka, Minggu (29/12/24)
Kabid Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja (P3T) Disnakerperin Jembrana, I Putu Agus Arimbawa saat dikonfirmasi membenarkan pemulangan jenazah TKW asal Jembrana. Ia mengatakan, jenazah Ni Putu Kariani tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali, Sabtu (28/12/24) sekitar pukul 22.00 Wita. Prosesinya penjemputan jenazah kemudian dilakukan Minggu (29/12/24). Penjemputan diatensi langsung oleh Kepala BP3MI serta pihak keluarga.
“Jenazah tiba di Bali Sabtu kemarin, namun penjemputan dilakukan pagi tadi. Jenazah sudah diserahkan secara simbolis kepada keluarga di bandara. Selanjutnya diantar menuju rumah duka,” ungkap Agus Arimbawa.
Saat penyerahan, pihak keluarga diwakilkan kepada adik almarhum, I Ketut Sutiawan didampingi Kementerian P2MI serta Pemkab Jembrana. Selain itu pihak keluarga menerima donasi senilai Rp5 juta dari Assosiasi Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (AP3MI) Bali.
Kepergian Ni Putu Kariani meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan kerabat. Almarhum meninggalkan empat orang anaknya. Kariani diketahui telah berangkat dua kali ke Turki. Pemberangkatan pertama dilaksanakan sekitar tahun 2021 lalu.
Masih menurut Agus Arimbawa, sebelum dinyatakan meninggal dunia, Kariani dinyatakan sakit sejak bulan Agustus 2024, dan telah diupayakan mengajukan upaya pemulangan, pada Oktober 2024.
“Namun mengingat kondisinya yang amat sangat lemah akibat penyakit yang diderita dan proses penyembuhan pasca-operasi, yang bersangkutan tidak bisa dipulangkan,” kata Agus.
Lanjutnya, Ni Putu Kariani akhirnya dinyatakan meninggal Sabtu (14/12/24) lalu. Upaya pemulangan almarhum penuh dengan liku karena pihak perusahaan tidak sanggup membiayai pemulangan almarhum karena telah membiayai biaya pengobatan almarhum.
“Pemulangan bisa dilakukan setelah ada penggalangan dana yang dilakukan sekelompok relawan dan Satgas PMI di Turki,” pungkas Agus Arimbawa.
Reporter: Dika
Editor: Ngurah Dibia
Tinggalkan Balasan