Makna Hari Raya Pagerwesi di Balik Jeruji Besi Lapas Kerobokan
Badung – Hari Raya Suci Pagerwesi di Lapas Kelas IIA Kerobokan menjadi momentum sakral bagi warga binaan untuk merenungi diri dan memperkuat nilai spiritual di tengah keterbatasan.
Dalam upacara persembahyangan yang digelar di Pura Padma Sari Lapas Kerobokan, para narapidana memanjatkan doa, bukan hanya untuk keselamatan diri, tetapi juga sebagai ikhtiar untuk membangun kembali kehidupan mereka yang sempat tersesat pada Rabu (12/02/2025)
Kalapas Kerobokan Hudi Ismono menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan kepribadian yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan warga binaan.
“Kami ingin agar mereka memaknai Pagerwesi sebagai momentum untuk introspeksi, agar saat kembali ke masyarakat nanti, mereka dapat menjadi pribadi yang lebih baik,” ungkap Kalapas.
Pagerwesi, yang bermakna pemagaran diri dengan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan, memiliki makna mendalam bagi para warga binaan. Di balik jeruji besi, perayaan ini bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi titik balik bagi mereka yang ingin menata ulang kehidupan dengan nilai-nilai kebaikan.
Tak dapat dimungkiri, pembinaan berbasis spiritual seperti ini memiliki dampak besar dalam membentuk karakter narapidana.
Di tengah stigma sosial yang sering melekat pada mereka, perayaan Pagerwesi menjadi bukti bahwa setiap individu, tak peduli masa lalunya, tetap memiliki kesempatan untuk bertumbuh dan berubah.
Dengan komitmen mendukung Asta Cita Presiden dalam penguatan sumber daya manusia, Lapas Kerobokan menunjukkan bahwa pemasyarakatan bukan sekadar hukuman, tetapi juga proses pemulihan dan penyadaran. Sebuah pesan kuat bahwa bahkan di dalam penjara, cahaya kebijaksanaan masih dapat bersinar.

Tinggalkan Balasan