Arak Ilegal: Murah di Harga, Mahal di Nyawa
Denpasar – Arak ilegal masih merajalela di Bali. Dijual murah tanpa cukai, tanpa merek, dan tanpa standar keamanan, minuman ini terus mengancam nyawa. Kasus keracunan akibat arak oplosan bukan cerita baru, tetapi tetap saja ada yang tergoda karena harga miring.
Masalahnya bukan hanya di konsumen yang mengambil risiko, tapi juga di produsen arak ilegal yang mengorbankan kesehatan orang lain demi keuntungan. Tanpa kontrol kualitas, arak ini bisa mengandung metanol, zat beracun yang bisa menyebabkan kebutaan hingga kematian. Ini bukan sekadar soal mabuk, tapi soal bertaruh nyawa di tiap tegukan.
Lebih parah lagi, karena harganya murah, banyak yang mengonsumsi arak ilegal tanpa takaran, sekadar ingin mabuk-mabukan tanpa kontrol. Akibatnya, bukan hanya kesehatan mereka yang terancam, tetapi juga ketertiban umum.
Sudah sering terjadi kasus perkelahian akibat pesta minuman keras tak terkontrol, yang berujung pada gangguan keamanan di lingkungan masyarakat. Mabuk tanpa batas bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga bisa menciptakan konflik dan kekacauan.
Ironisnya, arak ilegal juga memukul industri arak legal yang telah mendapatkan perlindungan hukum lewat Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020. Para pengrajin arak asli yang telah mengikuti aturan harus bersaing dengan produk ilegal yang bebas cukai dan dijual murah. Ini bukan hanya merugikan mereka, tapi juga merusak citra arak Bali yang seharusnya menjadi kebanggaan daerah.
Pemerintah Bali di bawah kepemimpinan Wayan Koster sudah mengambil langkah tegas. Arak Bali telah dilegalkan, standar produksinya ditingkatkan, dan distribusinya diawasi. Tetapi, semua upaya ini akan sia-sia jika masyarakat masih memilih arak ilegal.
Jangan tergiur harga murah yang bisa berujung maut. Arak ilegal bukan hanya merusak kesehatan, tapi juga menghancurkan industri lokal dan menciptakan kekacauan di masyarakat. Pilih arak legal yang terjamin kualitasnya. Murah di harga, tapi bisa mahal di nyawa dan keamanan. Apakah itu risiko yang pantas diambil?

Tinggalkan Balasan