BPS Catat Inflasi Bali Capai 1,61 Persen pada Maret 2025
Denpasar – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatatkan inflasi pada Maret 2025 sebesar 1,61 persen secara month to month (mtm).
Sementara itu, secara year on year (yoy) yang membandingkan antara bulan Maret 2024 dengan Maret 2025, inflasi tercatat 1,89 persen.
Penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok perumahan dengan andil 1,18 persen, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,39 persen.
Kepala BPS Provinsi Bali
Agus Gede Hendrayana Hermawan, menyampaikan, momentum hari raya turut memberi pengaruh pada laju inflasi bulan ini. Peningkatan permintaan menjelang hari besar keagamaan berdampak pada ketersediaan barang, khususnya komoditas pangan.
“Kalau bicara kenaikan harga, pasti ada dampaknya dari hari raya. Permintaan meningkat, sehingga mempengaruhi ketersediaan barang. Ini berujung pada pergerakan harga,” ujarnya kepada awak media, Selasa (8/4/25).
Sementara itu, tarif listrik juga tercatat menjadi penyumbang utama inflasi pada kelompok perumahan. Setelah sebelumnya diberlakukan diskon tarif hingga 50 persen, harga listrik kembali ke tarif normal pasca-diskon, sehingga memunculkan kesan adanya kenaikan harga.
“Ketika diskon selesai, tarif kembali normal, dan itu tercatat sebagai kenaikan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” jelasnya.
Meski demikian, inflasi sebesar 1,61 persen pada Maret 2025 ini masih dianggap dalam kondisi yang relatif terkendali.
“Kalau melihat situasi yang memang dipengaruhi oleh momen hari raya, inflasi ini masih bisa dikatakan terjaga,” katanya.
Namun, jika dibandingkan dengan angka inflasi nasional, sambung Agus, Bali tercatat mengalami pergerakan harga yang sedikit lebih tinggi.

Tinggalkan Balasan