Bali Era Koster: MDA Terbentuk, Jangan Biarkan Gagasan Luhur Ini Ternoda
Denpasar – Di tengah deru modernisasi, Gubernur Wayan Koster mengambil langkah berani yang mengubah wajah pembangunan Bali. Untuk pertama kalinya, desa adat di Bali diakui, difasilitasi, dan dilibatkan secara serius dalam jalannya pemerintahan.
Salah satu tonggak sejarah itu ditandai dengan terbentuknya Majelis Desa Adat (MDA), lembaga resmi yang menghimpun suara desa adat dari seluruh Bali. Dibentuk berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2019 dan Pergub Nomor 34 Tahun 2019, MDA hadir bukan sekadar sebagai simbol, tetapi sebagai sistem yang menghubungkan desa adat dengan struktur pemerintahan modern.
Dulu, desa adat seringkali berjalan sendiri tanpa arah. Kini, dengan adanya MDA, desa adat punya ruang untuk menyelesaikan konflik agraria, memperkuat awig-awig, hingga ikut menentukan arah pembangunan wilayahnya.
Tak berhenti di situ, Koster juga memperjuangkan agar pengurus majelis adat mendapatkan penghasilan tetap setiap bulan, serta kendaraan operasional untuk menjangkau desa-desa pelosok. Langkah ini bukan basa-basi. Ini bentuk nyata keberpihakan kepada para penjaga warisan budaya Bali.
Beberapa hasil konkret pun mulai terlihat. Mediasi konflik lahan di Buleleng, pendampingan penyusunan aturan adat yang adaptif, hingga keterlibatan desa adat dalam pembahasan program pembangunan daerah menjadi bukti bahwa kebijakan ini hidup dan bekerja.
Namun harapan besar selalu datang dengan risiko. Gagasan luhur ini bisa rusak jika dijalankan setengah hati. Masyarakat kini mulai mengingatkan, jangan sampai lembaga yang dibentuk dari semangat menjaga adat justru dicederai oleh oknum yang menyalahgunakan jabatan. Fasilitas bukan tujuan, kerja nyata dan pengabdianlah yang seharusnya bicara.
Wayan Koster telah meletakkan fondasi yang kuat. Ia membuktikan bahwa adat dan pembangunan bukan dua hal yang saling meniadakan, tetapi bisa berjalan beriringan, saling menguatkan.
Kini tinggal bagaimana semua pihak menjaga amanah itu tetap suci. Karena ketika adat dikuatkan, maka Bali sesungguhnya sedang menguatkan jiwanya sendiri.
Tinggalkan Balasan