Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster, menegaskan bahwa kekuatan utama Bali terletak pada budayanya yang kaya dan mendalam. Ia menyebut budaya Bali bukan sekadar tontonan wisata, melainkan menjadi tuntunan hidup masyarakat yang mengakar kuat dalam adat, tradisi, seni, dan kearifan lokal.

Hal ini dipertegas Koster saat rapat pleno Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 tahun 2025, di Wisma Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Kamis (5/6/2025).

“Bali ini Kekuatannya adalah budaya, ndak ada yang lain. Yang lain itu semua daerah punya. Satu saja yang tidak bisa bersaing dengan Bali itu adalah budaya. Karena itu Budaya Bali ini sudah menjadi tuntutan hidup,” ujar Koster.

Baca Juga  Kadis Kominfos Bali Minta Media Netral di Tahun Politik

Dengan berbagai unsurnya seperti adat istiadat, tradisi, seni dan kearifan lokal, Gubernur dua periode ini menegaskan bahwa Budaya Bali harus terus dilestarikan.

Menurutnya, Budaya Bali yang ada saat ini belum semuanya tampil. Kata dia, ada yang masih terpendam, belum digali.

“Nah dengan Perda Desa Adat, itu Desa Adat harus menggali warisan warisan budaya yang ada di masing-masing Desa Adat. Sehingga budaya di Bali tidak akan pernah mati, tapi selalu hidup dan mengakar,” tegasnya.

Koster menyebut dalam budaya Bali terdapat beberapa kategori yang selalu memberi warna seperti mereka yang menciptakan karya seni, menjadi pelaku seni, menjadi penari, pemusik, menjadi kontributo yang selalu setia berkontribusi terhadap budaya dan menjadi penonton. Ia menegaskan kategori-kategori harus tetap dijaga.

Baca Juga  Inspiratif! Intip Aksi Relawan Pengelolaan Sampah Pesta Kesenian Bali

“Saya melihat dalam berbagai event PKB dari dulu sampai sekarang itu keempat kategori ada. Ini artinya yang menciptakan karya seni tetap, yang menari tetap ada, yang mensupport tetap ada dan yang nonton tetap ada,” tandasnya.

Reporter: Yulius N