Denpasar – Di sela padatnya agenda sebagai Gubernur Bali, Wayan Koster menunjukkan sisi lain kepemimpinan yang jarang tampak di ruang birokrasi. Begitu hangat, membumi, dan penuh kasih sayang berbaur dengan masyarakat.

Sabtu sore (7/6/2025), tanpa protokoler yang kaku, Koster datang ke Kopi Jenar di Denpasar, duduk semeja dengan pengunjung, dan mentraktir semua orang yang sedang menikmati kopi.

“Tumpek Krulut adalah hari kasih sayang dalam tradisi Bali. Jadi saya traktir kopi untuk semua sebagai bentuk cinta saya kepada generasi muda,” ujar Koster dengan senyum hangat, usai menyeruput kopinya.

Tak ada sekat antara pemimpin dan masyarakat saat itu. Di meja kayu sederhana, Koster berbincang akrab, bercanda ringan, dan mendengarkan cerita anak-anak muda Bali tentang pekerjaan, kuliah, hingga harapan masa depan mereka. Bagi Koster, ini bukan sekadar ngopi, namun bentuk nyata dari kepemimpinan yang menanamkan harapan untuk anak muda Bali.

Baca Juga  Bali Jadi Pelopor MoU Pendampingan Hukum Perdata dan TUN

Sebagai lulusan ITB dan tokoh intelektual Bali, Koster tahu betul bahwa membangun Bali tidak cukup hanya dengan infrastruktur atau regulasi. Yang paling penting adalah membangun manusia, terutama generasi mudanya.

“Generasi muda Bali harus tumbuh unggul,” tegasnya. “Kalau kuliah, rajin belajar. Kalau kerja, jangan malas. Bali ke depan butuh anak-anak muda yang cerdas, jujur, dan punya semangat pengabdian,” imbuhnya lagi.

Momen ini menjadi lebih dari sekadar traktiran kopi. Ia jadi simbol bahwa kasih sayang pemimpin bisa turun langsung, tak melulu berupa program dan janji.

Di tengah suasana kafe yang akrab, Koster hadir bukan sebagai pejabat, tapi sebagai sosok bapak yang peduli dan ingin generasi muda Bali tumbuh dalam semangat luhur budaya, ilmu, dan kerja keras.

Baca Juga  Koster Jadi Teladan Nasional, Bali Terbaik Pemulihan Ekonomi saat Pandemi

Dan di antara aroma kopi yang mengepul dan tawa ringan yang bertebaran, satu hal terasa jelas, Bali masih punya pemimpin yang tahu bagaimana menyentuh hati masyarakatnya, bahkan lewat secangkir kopi dan sepotong kasih sayang di hari Tumpek Krulut.