Soal Perkembangan Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Fadli Zon: Saya juga belum Tahu
Denpasar – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengaku belum mengetahui secara detail perkembangan terbaru dari proses penulisan ulang sejarah Indonesia yang tengah berlangsung.
“Update penulisan sejarah? Saya juga belum tahu, karena kan yang menulis sejarah itu sekali lagi adalah para sejarawan. Dari para sejarawan sekarang sedang menulis ya, dibagi secara simultan dan memang sudah dikerjakan sejak beberapa bulan yang lalu,” ucapnya saat diwawancarai awak media pada penutupan Bali International Film Festival (Balinale) di Denpasar, Sabtu (7/6/25).
Menurut Fadli Zon, penulisan ulang sejarah ini diperlukan lantaran terakhir dilakukan saat kepemimpinan Presiden Habibie yakni lebih dari dua dekade silam.
“Seperti saya sampaikan di berbagai tempat, kami tidak menulis sejarah dari nol. Tapi tentu saja dari apa yang sudah pernah ditulis juga sebelumnya dan kita sudah lama tidak menulis sejarah,” imbuhnya.
Dia mengatakan, penulisan sejarah ini digarap oleh 113 sejarawan yang tersebar di 34 perguruan tinggi di Indonesia. Hasilnya direncanakan diujipublikkan pada Juli mendatang dan ditargetkan rampung saat peringatan Kemerdekaan Indonesia ke-80 tepatnya pada 17 Agustus 2025.
Eks Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 ini menyebut, perubahan sejarah akan menekankan pada narasi dengan tone positif.
“Sebenarnya kita tidak mencari-cari kesalahan orang. Tapi lebih kepada bagaimana pencapaian-pencapaian. Jadi sejarah ini untuk persatuan bangsa kita juga dan dari perspektif Indonesia. Jadi ndonesia Sentris gitu ya,” ujarnya.
“Jadi bukan dari perspektif kolonial, bukan dari perspektif apa. Makanya yang menulis sejarah itu adalah profesional. Siapa profesional itu? Ya sejarawan. Yang menulis sejarah bukan aktivis, bukan politisi. Karena kan kalau aktivis, politisi punya perspektif masing-masing,” sambungnya.
Sementara itu, disinggung terkait bagaimana menuliskan era pemerintahan Soeharto pada masa Orde Baru, Fadli Zon menyatakan belum mengetahuinya.
“Ya nggak tahu, saya belum tahu,” kata dia.
Reporter: Komang Ari
Editor: Ngurah Dibia

Tinggalkan Balasan