Jembrana – Untuk kedua kalinya pasar terbesar dan termegah di Jembrana kebanjiran, Sabtu (14/06/25). Setidaknya terdapat 100 pedagang terdampak genangan air setinggi telapak kaki orang dewasa. Banjir disebabkan oleh pipa pembuangan air meluap sehingga meluber ke lantai di gedung A lantai 1.

Pantauan di lapangan, air berasal dari sudut sisi tenggara gedung A lantai 1 (A1) dimana pipa saluran air dari atap gedung yang semestinya mengalir ke sungai justru meluap ke dalam bangunan. Tutup pembuangan terlepas dan air membanjiri lantai.

“Kejadiannya sekitar jam 16.00 Wita, air keluar dari saluran pipa dan merembet ke kios pedagang,” ujar Sukma salah satu pedagang.

Akibat kejadian tersebut pedagang panik menyelamatkan barang dagangannya. Merek saling membantu untuk memindahkan barang ke tempat yang lebih aman. Para pedagang sebelumnya sudah siaga dengan menyediakan tempat untuk mengamankan barang dagangannya dari banjir. Maklum sebelumnya kejadian serupa juga sudah pernah terjadi jelang ujung tahun 2024.

Baca Juga  Usaha Oven Kelapa di Melaya Terbakar, Pemilik Selamat

“Ini yang kedua kalinya kebanjiran, yang dulu lebih parah, makanya pedagang disini sudah antisipasi menempatkan barang lebih tinggi dengan menaruh alas dibawahnya. Ada juga menyediakan tempat khusus jika sewaktu-waktu ada banjir, seperti tadi kita saling membantu memindahkan barang dagangan,”bebernya.

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana yang datang kelokasi kesulitan menyedot air. Upaya pembersihan air dilakukan secara manual oleh para pedagang, petugas pasar dan personel BPBD.

“Kita sudah lakukan penanganan namun terkendala dangkalnya air sehingga kesulitan melakukan penyedotan, kita upayakan secara manual,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Jembrana, I Putu Agus Artana Putra saat dihubungi, Sabtu malam (14/06/25).

Agus Artana menambahkan, selain melakukan penanganan, pihaknya juga melakukan kajian penyebab banjir yang sudah dua kali terjadi di pasar terbesar dan termegah di Jembrana. Kecilnya pipa saluran air pembuangan menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir.

Baca Juga  Simpatisan Ganjar-Mahfud Optimis Menangkan 90 Persen Suara di Bali

“Pipa saluran air pembuangan terlalu kecil dan kemungkinan juga tersumbat menjadi penyebab banjir, kita sudah melakukan kajian tentunya pihak kontraktor yang akan menindaklanjuti karena masih tanggung jawab mereka,” bebernya.

Pasar Umum Negara direvitalisasi pada tahun 2023/2024 dengan menghabiskan anggaran Rp143 miliar lebih menggunakan dana APBD Kementerian PUPR. Yang dulunya sebagai pasar tradisional disulap menjadi pasar tradisional dengan bangunan modern. Namun belum setahun ditempati pasar tersebut sudah dua kali terjadi banjir.

Reporter: Dika

Editor: Ngurah Dibia