Periode Kedua Bukan Waktu Santai, Koster Kerja Total untuk Bali
Gianyar – Gubernur Bali Wayan Koster kembali menunjukkan sikap tegas dan kerja seriusnya dalam membangun Bali. Pada Kamis (10/7), ia mengumpulkan seluruh pejabat di lingkungan Pemprov Bali di Wantilan Pura Samuan Tiga, Bedulu, Gianyar, untuk memberikan pengarahan langsung terkait percepatan program pembangunan 2025–2030. Pesannya jelas: tidak ada waktu bersantai, semua harus kerja keras dan tuntas.
Di hadapan Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta, Sekda Dewa Made Indra, serta seluruh jajaran pejabat eselon 2, 3, 4 hingga fungsional, Koster menegaskan bahwa periode kedua kepemimpinannya bukan fase bersantai atau mengendurkan kinerja.
“Jangan pikir karena ini periode kedua, saya akan santai. Justru saya akan lebih ngebut. Semua program yang sudah dicanangkan dari periode pertama harus tuntas. Ini momentum strategis untuk mewujudkan arah pembangunan Bali 100 tahun,” tegasnya dengan nada serius.
Gubernur asal Desa Sembiran itu tidak hanya menuntut kerja keras dari dirinya sendiri, tapi juga seluruh pejabat Pemprov Bali. Ia secara terbuka meminta semua jajaran segera menyesuaikan irama kerja yang cepat, terukur, dan penuh inisiatif.
“Sudah tidak ada lagi model kerja yang ngoyo, santai, atau saling tunggu. Semua harus ambil bagian. Saya sudah beri kepercayaan dalam bentuk jabatan, saatnya saudara semua membuktikan dengan kinerja konkret,” ujarnya tajam.
Koster juga memaparkan sejumlah program prioritas yang akan menjadi fokus besar lima tahun ke depan. Mulai dari penanganan sampah plastik, kemacetan lalu lintas, ketersediaan air bersih, hingga penertiban wisatawan asing dan pelaku usaha transportasi pariwisata yang melanggar aturan.
Untuk isu sampah, Koster menekankan pentingnya implementasi Pergub No. 97 Tahun 2018 dan Pergub No. 47 Tahun 2019 yang sudah menjadi dasar kuat penanganan masalah lingkungan. Ia bahkan menyiapkan insentif antara Rp500 juta hingga Rp1 miliar bagi desa atau desa adat yang sukses menjalankan program pengelolaan sampah berbasis sumber.
“Kita sudah punya dasar hukum. Sekarang tinggal kemauan dan keberanian. Saya akan beri insentif bagi yang berhasil, tapi jangan harap dapat jika hanya jadi penonton,” katanya.
Kemacetan juga menjadi perhatian serius. Ia telah menginstruksikan Dinas Perhubungan untuk menyusun strategi jangka pendek dan panjang. Dalam waktu dekat, akan ada skenario pengalihan arus lalu lintas di titik rawan macet, sementara dalam jangka panjang akan dibangun infrastruktur underpass, jalan baru, dan transportasi massal.
Terkait wisatawan asing yang melanggar norma dan hukum, Koster menyatakan tak akan ragu bertindak. Ratusan sudah dideportasi pada periode sebelumnya, dan penertiban akan terus dilanjutkan termasuk terhadap pengusaha transportasi pariwisata yang nakal.
“Citra Bali adalah harga mati. Kita ini sorotan dunia. Jangan sampai satu dua perilaku menyimpang mencoreng nama pulau ini,” ucapnya tegas.
Koster menutup arahannya dengan pesan moral yang kuat, bekerja bukan sekadar menggugurkan kewajiban, tapi sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat Bali dan kehormatan Pulau Dewata di mata dunia.
“Saya bertanggung jawab penuh terhadap pembangunan Bali. Jangan cemari kepercayaan ini dengan tindakan tercela. Mari kita bekerja lurus, fokus, dan tulus demi Bali,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan