Denpasar – Pernyataan tegas Gubernur Bali Wayan Koster soal penutupan TPA dan kewajiban pengolahan sampah secara mandiri bukan sekadar omongan emosional, tapi cerminan keberanian seorang pemimpin yang siap melawan pembiaran berjilid-jilid yang selama ini merusak wajah Bali.

Tak main-main, Koster disebut sebagai Penyelamat Bali oleh pakar hukum lingkungan dan Ketua DPD Masyarakat Pemantau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (MPTSL) Bali, Dr. Ida Bagus Putu Astina.

“Keputusan Gubernur Koster sangat tepat. Beliau satu-satunya pemimpin yang berani mengambil sikap berdasar hukum, bukan asal bicara. Dasarnya jelas, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Ini bukan soal politik, ini soal menyelamatkan Bali dari bencana sampah,” tegas Dr. Astina, tokoh hukum yang juga pemilik pabrik pengolahan limbah B3 di Jembrana.

Baca Juga  Koster: Penutupan TPA Suwung adalah Kewajiban Hukum

Menurut Dr. Astina, pemerintah pusat dan daerah selama ini cenderung gagap, bahkan membingungkan publik dalam urusan sampah. Padahal, masalah ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Teknologi incinerator pun pernah digunakan, namun tak pernah membawa solusi konkret. Baru di tangan Gubernur Koster, arah dan solusi itu terlihat jelas.

“Beliau tidak hanya paham aturan, tapi juga punya keberanian menegakkan aturan. Tegas, ceplas-ceplos, dan tidak suka basa-basi. Justru gaya seperti itu yang dibutuhkan Bali. Kalau tidak ada yang tegas seperti Koster, Bali bisa jadi lautan sampah,” ujar lulusan cumlaude Universitas 17 Agustus 1945 Semarang ini.

Astina juga menekankan bahwa kebijakan Koster yang mendorong pengelolaan sampah secara swadaya dan mandiri adalah bentuk kemandirian daerah yang visioner. Selain meringankan beban APBD, pendekatan ini membuka ruang tumbuhnya investor lokal yang peduli lingkungan.

Baca Juga  Koster dan Adi Arnawa Sidak Berawa: Resort Baru Dibangun, Finns, dan Atlas Tak Luput Diperiksa!

“Contoh Badung sudah memberikan typing fee kepada pengusaha mandiri. Ini model yang akan memperkuat perekonomian dan tanggung jawab sosial masyarakat,” imbuh CEO BIWI Group tersebut.

Sambil menutup pernyataannya, Dr. Astina menyentil pihak-pihak yang hanya bisa mengkritik tanpa memahami konteks hukum.

“Pak Koster itu lengkap. Skill, mindset, attitude, dan karakter ada semua. Dia bukan cuma Gubernur, tapi benteng terakhir agar Bali tidak rusak karena sampah dan ketidaktegasan,” pungkasnya.

Ia menutup dengan mengatakan, Wayan Koster sedang menulis sejarah baru menyelamatkan Bali dari krisis lingkungan yang selama ini diabaikan. Keberaniannya mengambil keputusan yang tak populis namun berdasar hukum adalah bukti pemimpin visioner.